Olahraga Berlebihan Justru Bisa Bikin Stres, Ini Penjelasan Medisnya
Olahraga memang menyehatkan, tapi jika dilakukan berlebihan justru bisa menimbulkan stres fisik dan mental. Kenali tanda-tanda tubuh kelelahan akibat overtraining dan cara menyeimbangkannya agar tetap sehat.
Eksplora.id - Olahraga sering dianggap sebagai kunci hidup sehat — meningkatkan kebugaran, memperbaiki suasana hati, hingga membantu menjaga berat badan ideal. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa terlalu sering dan terlalu keras berolahraga justru bisa memicu stres pada tubuh. Fenomena ini dikenal sebagai overtraining syndrome, yaitu kondisi ketika tubuh tidak punya waktu cukup untuk pulih setelah aktivitas fisik yang intens.
Ketika Olahraga Tidak Lagi Sehat
Pada dasarnya, olahraga menimbulkan stres ringan pada otot dan sistem saraf. Saat tubuh diberi waktu istirahat yang cukup, jaringan otot akan memperbaiki diri dan menjadi lebih kuat.
Namun, jika intensitas olahraga terlalu tinggi tanpa istirahat yang memadai, tubuh kehilangan kemampuan untuk memulihkan diri. Akibatnya, bukan kebugaran yang meningkat — justru kelelahan, stres, dan gangguan hormon yang muncul.
Menurut American College of Sports Medicine (ACSM), overtraining dapat terjadi ketika seseorang berolahraga lebih dari 5–6 kali seminggu tanpa variasi intensitas atau tanpa hari istirahat sama sekali.
Dampak Olahraga Berlebihan terhadap Tubuh
-
Meningkatnya Hormon Stres (Kortisol)
Olahraga berat yang terus-menerus dapat meningkatkan kadar hormon kortisol dalam darah. Kortisol adalah hormon stres yang jika berlebihan akan mengganggu sistem kekebalan tubuh, menurunkan kualitas tidur, dan membuat tubuh lebih mudah lelah. -
Gangguan Irama Jantung dan Tekanan Darah
Beberapa studi menunjukkan bahwa olahraga intens tanpa pemulihan cukup dapat menyebabkan detak jantung istirahat meningkat dan tekanan darah tidak stabil. Kondisi ini bisa memperberat kerja jantung dalam jangka panjang. -
Penurunan Nafsu Makan dan Berat Badan Ekstrem
Banyak atlet atau pecinta fitness yang mengalami kehilangan nafsu makan akibat kelelahan kronis. Ini berpotensi memicu defisiensi gizi, anemia, hingga gangguan metabolisme. -
Masalah Psikologis: Cemas dan Depresi
Olahraga berlebihan dapat memicu exercise addiction, yaitu kecanduan olahraga yang ditandai rasa bersalah jika tidak berolahraga. Tubuh lelah, tapi pikiran memaksa untuk terus berlatih. Akibatnya, stres emosional meningkat dan bisa berujung depresi ringan. -
Gangguan Tidur (Insomnia)
Ironisnya, meski tubuh sangat lelah, penderita overtraining justru sulit tidur. Ini karena kadar kortisol tinggi dan sistem saraf simpatis terus aktif — membuat tubuh tetap “waspada” seolah sedang beraktivitas.
Tanda-Tanda Tubuh Mengalami Overtraining
Kenali sinyal berikut sebelum terlambat:
-
Rasa lelah terus-menerus meski sudah istirahat.
-
Kinerja olahraga menurun drastis.
-
Sakit otot atau sendi yang tak kunjung sembuh.
-
Suasana hati mudah berubah (mudah marah, sedih, atau cemas).
-
Gangguan tidur dan menurunnya nafsu makan.
-
Detak jantung istirahat lebih tinggi dari biasanya.
Jika beberapa tanda ini muncul, itu berarti tubuh sedang “meminta jeda”.
Cara Menyeimbangkan Olahraga agar Tetap Sehat
-
Berikan waktu istirahat minimal 1–2 hari per minggu.
Tubuh butuh waktu untuk memperbaiki jaringan otot dan mengatur kembali keseimbangan hormon. -
Variasikan jenis latihan.
Campurkan latihan kardio, kekuatan, dan fleksibilitas agar otot tidak kelelahan di area yang sama. -
Prioritaskan tidur berkualitas.
Tidur 7–8 jam per malam membantu mempercepat pemulihan fisik dan mental. -
Perhatikan asupan nutrisi.
Konsumsi makanan tinggi protein, sayuran hijau, dan cukup air agar proses regenerasi otot berjalan optimal. -
Dengarkan tubuh Anda.
Jika tubuh terasa nyeri, pusing, atau sulit fokus, jangan paksakan berolahraga. Istirahat adalah bagian penting dari progres.
Olahraga adalah investasi terbaik untuk kesehatan, tapi dosisnya harus tepat.
Seperti obat, olahraga dalam porsi yang berlebihan justru bisa menjadi racun bagi tubuh.
Jadi, mulailah mendengarkan sinyal tubuh — jangan hanya fokus pada target fisik, tapi juga pada keseimbangan dan pemulihan. Karena tubuh yang sehat bukan hanya yang kuat bergerak, tapi juga mampu beristirahat dengan tenang.***
Baca juga artikel lainnya :

