Ketika Tidak Melakukan Apa-Apa Jadi Ajang Kompetisi di Korea Selatan

Di Korea Selatan, “tidak melakukan apa-apa” justru jadi ajang kompetisi! Dalam Space-Out Contest, peserta duduk diam selama 90 menit tanpa gadget atau bicara. Lomba ini mengajarkan makna istirahat sejati di tengah budaya kerja yang menekan.

Nov 4, 2025 - 18:02
 0  4
Ketika Tidak Melakukan Apa-Apa Jadi Ajang Kompetisi di Korea Selatan
Sumber foto : Instagram

Eksplora.id - Di tengah budaya kerja yang serba cepat dan menuntut produktivitas tinggi, Korea Selatan justru punya satu lomba unik yang menantang kebalikannya — kompetisi “tidak melakukan apa-apa.”

Ya, kamu tidak salah baca.
Setiap tahun, negara dengan reputasi kerja keras ini mengadakan “Space-Out Contest” — sebuah ajang di mana para peserta diminta untuk duduk diam selama 90 menit penuh. Tanpa ponsel, tanpa berbicara, tanpa tidur. Hanya duduk tenang dan membiarkan waktu berjalan.

Kompetisi Diam yang Serius

Sekilas terlihat sederhana, tapi tantangan ini jauh dari mudah. Para peserta harus berusaha menjaga ketenangan tubuh dan pikiran, sambil menahan godaan untuk bergerak, berbicara, atau memeriksa gawai.

Pemenangnya bukan ditentukan oleh siapa yang paling diam, melainkan siapa yang memiliki detak jantung paling stabil selama perlombaan. Artinya, mereka yang benar-benar mampu menguasai diri dan mencapai ketenangan sejati-lah yang keluar sebagai juara.

Menariknya, kompetisi ini diikuti oleh berbagai kalangan — dari pelajar, pekerja kantoran, hingga selebritas. Banyak yang mengaku ikut bukan untuk menang, melainkan untuk “beristirahat dari dunia yang terlalu bising.”

Pesan di Balik Keheningan

Lomba ini bukan sekadar hiburan, tapi juga kritik sosial terhadap budaya kerja ekstrem yang sudah lama menjadi bagian dari kehidupan di Korea Selatan. Negara ini dikenal dengan jam kerja panjang, tekanan akademik tinggi, dan tingkat stres yang kerap memunculkan kasus kelelahan mental bahkan bunuh diri.

Melalui kompetisi “tidak melakukan apa-apa” ini, penyelenggara ingin menyampaikan pesan sederhana tapi kuat:

Beristirahat bukan tanda kemalasan, melainkan kemampuan yang harus dilatih.

Di tengah dunia yang selalu menuntut produktivitas, kemampuan untuk berhenti sejenak dan menenangkan diri menjadi bentuk “kecakapan hidup” yang tak kalah penting dari kerja keras.

Makna yang Melampaui Kompetisi

Fenomena ini menunjukkan bahwa manusia modern sering kali kehilangan hubungan dengan dirinya sendiri. Kita terbiasa berpacu dengan waktu, mengejar target, dan mengukur nilai diri dari seberapa sibuk kita. Padahal, tubuh dan pikiran juga butuh ruang untuk hening.

Kompetisi “Space-Out” seolah ingin mengembalikan makna dasar dari istirahat — bukan sekadar jeda, tapi juga proses penyembuhan.
Dalam 90 menit keheningan itu, peserta belajar menerima diri, mendengarkan napas, dan menyadari bahwa tidak melakukan apa-apa pun bisa menjadi pengalaman yang berharga.

Pelajaran dari Korea Selatan

Apa yang dilakukan Korea Selatan melalui ajang ini bisa menjadi refleksi bagi banyak negara lain, termasuk Indonesia. Di era hustle culture dan tekanan sosial untuk selalu produktif, mungkin kita juga perlu “kompetisi diam” versi sendiri — ruang untuk berhenti, melepaskan, dan sekadar menjadi manusia.

Karena pada akhirnya, kemampuan untuk tenang di tengah hiruk-pikuk dunia modern adalah bentuk kekuatan yang sesungguhnya.***

Baca juga artikel lainnya :

olahraga-berlebihan-justru-bisa-bikin-stres-ini-penjelasan-medisnya