Pohon Jelutung: Pohon Asli Kalimantan yang Mengeluarkan Getah Mirip Susu dan Jadi Kesukaan Orangutan
Pohon jelutung, spesies asli Kalimantan, menghasilkan getah mirip susu dan menjadi makanan favorit orangutan. Simak keunikan, manfaat ekologis, dan upaya konservasinya dalam artikel lengkap ini.
Eksplora.id - Pohon jelutung (Dyera costulata) adalah salah satu spesies pohon asli Kalimantan yang menyimpan banyak keunikan dan nilai ekologis tinggi. Getahnya yang berwarna putih dan memiliki aroma seperti susu menjadikan pohon ini pernah menjadi komoditas bernilai ekonomi bagi masyarakat lokal. Lebih dari itu, jelutung juga menjadi salah satu sumber makanan penting bagi orangutan, mamalia endemik yang kini semakin terancam punah. Keberadaan pohon jelutung menjadi penanda betapa kayanya biodiversitas hutan tropis Indonesia sekaligus menunjukkan pentingnya pelestarian habitat alami.
Getah Manis Mirip Susu, Komoditas Bernilai Sejak Dulu
Salah satu daya tarik utama pohon jelutung adalah getahnya. Saat batang atau kulitnya disayat, getah putih pekat akan keluar, bertekstur mirip lateks, namun memiliki aroma dan rasa yang menyerupai susu. Pada masa lalu, masyarakat Kalimantan memanfaatkan getah ini sebagai bahan baku pembuatan permen karet dan produk lateks alami. Komoditas ini bahkan pernah menjadi salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat pedalaman yang hidup di sekitar hutan.
Pohon jelutung sendiri dapat tumbuh mencapai tinggi lebih dari 60 meter dengan diameter batang besar dan lurus. Karakteristik ini membuat kayu jelutung sering digunakan sebagai bahan bangunan, konstruksi ringan, hingga furnitur. Meski bernilai ekonomi, pemanfaatan kayu jelutung kini harus dilakukan lebih hati-hati agar tidak mengancam keberlanjutan spesiesnya.
Sumber Pakan Favorit Orangutan
Keunikan pohon jelutung tak berhenti pada getahnya. Di alam liar, jelutung adalah salah satu pohon favorit orangutan. Mereka memakan berbagai bagian pohon, mulai dari kulit bagian dalam, getah, hingga buah jelutung. Interaksi orangutan dengan pohon jelutung menunjukkan hubungan ekologis yang saling bergantung. Orangutan membantu penyebaran biji pohon-pohon hutan, sementara pohon jelutung menyediakan makanan penting yang menjaga ketahanan hidup orangutan.
Ketersediaan pohon-pohon besar seperti jelutung sangat penting bagi populasi orangutan. Semakin sedikit jelutung, semakin sulit bagi satwa ini bertahan di habitat alaminya. Karena itu, menjaga keberadaan jelutung berarti juga menjaga kehidupan orangutan.
Ancaman: Deforestasi dan Konversi Lahan
Sayangnya, pohon jelutung kini termasuk spesies yang semakin jarang ditemui di alam. Masifnya deforestasi, konversi hutan menjadi perkebunan, serta eksploitasi berlebihan untuk industri kayu membuat populasi pohon jelutung terus menurun. Banyak hutan dataran rendah Kalimantan yang dulunya dipenuhi jelutung kini berubah menjadi lahan yang tidak lagi mendukung kehidupan satwa liar.
Kondisi ini berdampak langsung pada orangutan dan spesies hutan lainnya. Kehilangan jelutung berarti kehilangan sumber makanan, tempat berlindung, dan bagian penting dari ekosistem.
Harapan: Jelutung sebagai Pohon Restorasi Gambut
Meski populasinya menurun, pohon jelutung justru menjadi salah satu spesies yang paling direkomendasikan untuk program restorasi hutan dan lahan gambut. Keunggulan jelutung adalah kemampuannya beradaptasi dengan lahan basah dan gambut dengan sangat baik. Sistem akarnya yang kuat membantu mempertahankan struktur gambut, sementara kanopinya turut menjaga kelembapan dan suhu lingkungan.
Dalam program rehabilitasi lahan gambut yang dilakukan berbagai lembaga, jelutung menjadi pilihan utama karena memberikan manfaat ekologis dan ekonomi sekaligus. Masyarakat dapat memanen getah tanpa harus menebang pohon, sementara keberadaan pohon besar membantu memulihkan fungsi ekosistem hutan.
Menjaga Jelutung Berarti Menjaga Masa Depan Hutan
Pohon jelutung adalah simbol kekayaan hutan tropis Indonesia dan menjadi saksi betapa berharganya ekosistem Kalimantan. Di tengah tekanan industri dan alih fungsi lahan, melindungi pohon jelutung bukan hanya soal mempertahankan spesies tanaman, tetapi juga tentang menjaga kehidupan orangutan, keanekaragaman hayati, dan masa depan lingkungan Indonesia.**
Baca juga artikel lainnya :
pria-23-tahun-ubah-daun-gugur-jadi-kertas-kisah-inovasi-valentyn-frechka-dan-releaf-paper

