Cengkeh Lampung Terdeteksi Mengandung Radioaktif Cs-137, Pemerintah Bergerak Cepat

Produk cengkeh asal Lampung terdeteksi mengandung unsur radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di Amerika Serikat. Pemerintah melalui BAPETEN dan Kemenko Pangan bergerak cepat melakukan uji laboratorium dan pengawasan ketat untuk menjaga keamanan pangan dan reputasi ekspor Indonesia.

Nov 1, 2025 - 22:53
 0  3
Cengkeh Lampung Terdeteksi Mengandung Radioaktif Cs-137, Pemerintah Bergerak Cepat
sumber foto : pixabay

Eksplora.id - Kasus mencengangkan datang dari dunia ekspor rempah Indonesia. Produk cengkeh asal Lampung dilaporkan mengandung unsur radioaktif Cesium-137 (Cs-137) oleh otoritas keamanan pangan Amerika Serikat (AS). Temuan ini langsung mendapat perhatian serius dari pemerintah, mengingat posisi Lampung sebagai salah satu produsen cengkeh utama di Indonesia.


Sumber Paparan Radioaktif Berasal dari Perkebunan, Bukan Pabrik

Menurut Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cs-137, hasil investigasi awal menunjukkan bahwa sumber paparan radioaktif berasal dari salah satu perkebunan di Lampung, bukan dari proses pengolahan di pabrik Surabaya seperti yang sempat diduga.

“Paparan bersifat terbatas dan tidak menyebar ke wilayah lain maupun ke komoditas ekspor lainnya,” ungkap Satgas dalam pernyataan resminya.

Cesium-137 merupakan isotop radioaktif hasil reaksi fisi nuklir, yang dapat berbahaya bila terpapar dalam dosis tinggi. Namun, hasil pengujian awal menunjukkan kadar Cs-137 masih di bawah ambang batas berbahaya, meski tetap membutuhkan penanganan cepat dan cermat.


Langkah Pemerintah: Uji Laboratorium dan Pengawasan Ketat

Pemerintah melalui Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) bersama Kemenko Pangan kini tengah melakukan uji laboratorium lanjutan untuk memastikan tingkat kontaminasi dan sebarannya.

Selama proses ini, peredaran dan ekspor cengkeh dari perkebunan yang terindikasi dihentikan sementara. Langkah tersebut diambil sebagai bentuk kehati-hatian dan upaya menjaga reputasi produk ekspor Indonesia.

“Kami pastikan seluruh proses pengawasan dilakukan ketat agar tidak ada produk terkontaminasi yang beredar, baik di pasar lokal maupun ekspor,” ujar perwakilan Kemenko Pangan.

Selain uji laboratorium, pemerintah juga memasang alat deteksi radiasi di sekitar area perkebunan dan melakukan pemantauan intensif terhadap kondisi lingkungan serta kesehatan masyarakat setempat.


Tidak Ada Risiko bagi Warga Sekitar

Kepala BAPETEN menegaskan bahwa tidak ada risiko radiasi yang membahayakan masyarakat di sekitar lokasi perkebunan.
“Situasi saat ini terkendali. Hasil pengukuran radiasi menunjukkan tingkat yang aman bagi manusia dan lingkungan,” tegasnya.

Pemerintah daerah bersama tim Satgas juga melakukan sosialisasi kepada petani agar memahami prosedur keamanan dan tidak panik menghadapi situasi ini. Upaya ini sekaligus menjadi bagian dari penguatan pengawasan keamanan pangan dan lingkungan pertanian.


Dampak terhadap Ekspor dan Reputasi Produk Indonesia

Kasus ini menjadi perhatian besar karena cengkeh merupakan komoditas ekspor strategis Indonesia, tidak hanya untuk industri rokok kretek, tetapi juga untuk kebutuhan farmasi dan minyak esensial global.

Meski demikian, para pelaku industri berharap isu ini tidak berlarut. “Yang penting pemerintah cepat tanggap dan bisa memastikan bahwa produk Indonesia aman. Pasar internasional sangat sensitif terhadap isu keamanan pangan,” ujar seorang eksportir rempah asal Surabaya.


Momentum Perkuat Sistem Pengawasan Pertanian

Pakar lingkungan dari Universitas Lampung, Dr. Irwan Saputra, menilai bahwa kasus ini menjadi pelajaran penting bagi Indonesia.
Menurutnya, sistem deteksi dini terhadap kontaminan berbahaya, termasuk unsur radioaktif, harus menjadi bagian dari prosedur standar ekspor.

“Keamanan pangan global kini jadi prioritas utama. Kalau ingin menjaga kepercayaan pasar, pengawasan harus dilakukan dari hulu hingga hilir,” katanya.

Dengan investigasi mendalam yang kini berjalan, pemerintah berharap hasil akhir memastikan bahwa paparan Cs-137 bersifat terbatas dan dapat ditangani. Bila hasil laboratorium menunjukkan keamanan penuh, ekspor cengkeh Lampung bisa segera dibuka kembali.


Prioritaskan Keamanan dan Kepercayaan Dunia

Kasus cengkeh Lampung yang terindikasi Cesium-137 memang menjadi peringatan penting bagi Indonesia untuk memperkuat sistem pengawasan pangan dan ekspor. Namun dengan respons cepat, koordinasi lintas lembaga, dan transparansi informasi, pemerintah optimistis reputasi rempah Indonesia tetap aman di mata dunia.

Langkah ini bukan hanya untuk menjaga keamanan pangan nasional, tetapi juga memastikan bahwa komoditas unggulan Indonesia tetap dipercaya di pasar global.***

Baca juga artikel lainnya :

kunyit-hitam-keajaiban-herbal-dengan-segudang-manfaat