Gula Jahe Indonesia: Bisnis Manis yang Siap Menembus Pasar Ekspor Dunia
Gula jahe kini tak hanya populer di dalam negeri, tetapi juga mulai dilirik pasar ekspor. Dengan cita rasa khas dan manfaat kesehatan, produk olahan rempah asli Indonesia ini berpotensi besar menembus pasar global.
Eksplora.id - Indonesia dikenal sebagai negeri rempah yang kaya rasa dan manfaat. Salah satu produk turunannya yang kini naik daun adalah gula jahe, perpaduan antara manisnya gula aren dan hangatnya jahe.
Dulu hanya dikenal sebagai minuman tradisional penghangat tubuh, kini gula jahe berevolusi menjadi produk bernilai ekonomi tinggi yang mulai menembus pasar ekspor Asia hingga Eropa.
Beberapa pelaku usaha kecil menengah (UKM) di daerah seperti Jawa Tengah, Lampung, dan Sulawesi Selatan telah berhasil memproduksi gula jahe dengan kemasan modern, memenuhi standar mutu internasional. Produk ini bahkan mulai dipasarkan ke Singapura, Jepang, dan Belanda, di mana permintaan terhadap minuman herbal alami terus meningkat.
Potensi Ekspor Gula Jahe Semakin Cerah
Tren gaya hidup sehat global mendorong permintaan produk alami dan bebas bahan kimia. Gula jahe, yang mengandung antioksidan, antiinflamasi, dan penghangat alami, menjadi salah satu produk unggulan ekspor yang diminati konsumen luar negeri.
Menurut data Kementerian Perdagangan RI, produk minuman herbal dan rempah olahan meningkat hingga 25% dalam volume ekspor pada 2024, dengan gula jahe termasuk di dalamnya. Negara-negara seperti Korea Selatan, Uni Emirat Arab, dan Australia menunjukkan minat tinggi terhadap produk berbasis jahe Indonesia.
Kepala Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) bahkan menyebut gula jahe sebagai “produk sehat dengan cita rasa eksotis khas Nusantara” yang berpotensi bersaing dengan minuman jahe Jepang dan teh herbal Eropa.
Strategi UMKM untuk Menembus Pasar Dunia
Banyak pelaku UMKM kini mulai menyadari bahwa kunci menembus pasar ekspor tidak hanya terletak pada rasa, tetapi juga standar kualitas dan kemasan.
Beberapa langkah yang mulai diterapkan antara lain:
-
Sertifikasi Produk:
Produsen mengurus izin edar BPOM, label halal, dan uji laboratorium kandungan gizi agar produk diterima di pasar internasional. -
Inovasi Rasa dan Kemasan:
Varian seperti gula jahe pandan, jahe lemon, dan jahe susu dikembangkan untuk menarik selera konsumen global, dengan kemasan modern yang higienis dan ramah lingkungan. -
Digitalisasi Pemasaran:
Melalui platform seperti TikTok Shop, Shopee Export, dan Alibaba, pelaku UMKM dapat menjangkau pembeli luar negeri tanpa harus memiliki distributor besar. -
Kerjasama dengan Lembaga Ekspor:
Banyak produsen bergabung dalam program pemerintah seperti Export Coaching Program dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) untuk meningkatkan kapasitas ekspor.
Kisah Sukses Gula Jahe dari Desa ke Dunia
Salah satu contoh sukses datang dari UKM di Kulon Progo, Yogyakarta, yang memproduksi gula jahe dengan merek lokal. Berawal dari produksi rumahan dengan alat sederhana, kini mereka mampu mengirimkan produk hingga ke Malaysia dan Hong Kong.
Kuncinya? Konsistensi rasa, kebersihan, dan branding yang kuat.
Mereka menggunakan jahe emprit berkualitas tinggi dan gula aren murni tanpa campuran bahan kimia, menjadikannya produk unggulan ekspor yang diminati pasar diaspora Indonesia.
Cerita serupa juga datang dari pengusaha muda di Lampung, yang menggandeng petani lokal untuk menghasilkan gula jahe organik. Produk mereka kini diekspor melalui kerja sama koperasi dan marketplace internasional.
Dukungan Pemerintah untuk Ekspor Rempah Olahan
Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan produk berbasis rempah, termasuk gula jahe, melalui berbagai kebijakan dan program pelatihan.
Kementerian Koperasi dan UKM, bersama Kementerian Perdagangan, menyiapkan fasilitas ekspor dan akses pembiayaan mikro agar pelaku usaha kecil bisa naik kelas.
Selain itu, pemerintah daerah di sentra produksi jahe seperti Jawa Barat, Lampung, dan Sulawesi Selatan juga aktif membantu promosi melalui pameran internasional dan business matching di luar negeri.
Manisnya Peluang Bisnis Gula Jahe
Gula jahe bukan lagi sekadar minuman tradisional penghangat tubuh. Ia telah bertransformasi menjadi komoditas bernilai tinggi dengan peluang ekspor yang menjanjikan.
Dengan kombinasi rasa khas Indonesia, tren gaya hidup sehat global, dan dukungan digitalisasi, bisnis gula jahe bisa menjadi “emas cair” baru dari Nusantara.
Kini saatnya pelaku UMKM tidak hanya menjual ke pasar lokal, tetapi juga membawa manis dan hangatnya gula jahe Indonesia ke seluruh dunia.***
Baca juga artikel lainnya :
kepiting-bakau-kepulauan-riau-diekspor-ke-china-nilai-transaksi-capai-rp-131-juta

