Muhammadiyah Masuk Daftar 4 Besar Organisasi Keagamaan Terkaya di Dunia, Total Kekayaan Capai Rp454 Triliun
Muhammadiyah, organisasi Islam asal Indonesia, menempati peringkat keempat organisasi keagamaan terkaya di dunia versi Seasia.stats dengan total kekayaan Rp454,24 triliun. Peringkat ini menegaskan kekuatan ekonomi Islam Indonesia di kancah global.
Eksplora.id - Organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah, kembali mencatat sejarah membanggakan. Menurut laporan Seasia.stats yang dirilis pada Maret 2025, Muhammadiyah menempati peringkat keempat dalam daftar organisasi keagamaan terkaya di dunia, dengan total kekayaan mencapai Rp454,24 triliun atau sekitar US$27,96 miliar.
Posisi ini menempatkan Muhammadiyah sejajar dengan lembaga keagamaan besar dunia, sekaligus menjadi satu-satunya organisasi asal Asia Tenggara yang berhasil masuk dalam 10 besar global.
Tiga Teratas: Gereja dan Kuil dengan Kekayaan Raksasa
Di peringkat pertama, terdapat The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints (Gereja Mormon) asal Amerika Serikat dengan total kekayaan mencapai US$265 miliar atau lebih dari Rp4.300 triliun. Gereja ini dikenal memiliki portofolio investasi besar di bidang properti, saham, dan lembaga keuangan.
Sementara itu, Gereja Katolik di Jerman berada di posisi kedua dengan kekayaan mencapai US$265,62 miliar, disusul oleh Tirumala Tirupati Devasthanams (TTD) dari India, pengelola salah satu kuil Hindu terkaya di dunia dengan aset senilai US$31,11 miliar.
Muhammadiyah berada tepat di bawah ketiga lembaga tersebut, menjadikannya organisasi Islam terkaya di luar Timur Tengah dan satu-satunya perwakilan dari Indonesia dalam daftar tersebut.
Kekuatan Ekonomi Islam dari Indonesia
Kehadiran Muhammadiyah di daftar bergengsi ini bukan semata soal angka kekayaan, tetapi juga bukti kemandirian ekonomi organisasi keagamaan di Indonesia.
Dari sektor pendidikan hingga kesehatan, Muhammadiyah telah membangun jaringan yang luar biasa luas — terdiri atas lebih dari 170 universitas, 450 rumah sakit, dan 23.000 sekolah di seluruh Indonesia.
Lembaga-lembaga tersebut bukan hanya melayani umat, tetapi juga menggerakkan ekonomi sosial berbasis nilai Islam, di mana keuntungan dari operasional lembaga digunakan kembali untuk kegiatan kemanusiaan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
Pakar ekonomi Islam menilai, model bisnis Muhammadiyah adalah contoh nyata dari “ekonomi berkeadilan”, di mana aset produktif dimanfaatkan untuk kesejahteraan publik tanpa kehilangan orientasi spiritual.
Aset Produktif dan Kemandirian Finansial
Berbeda dari banyak organisasi keagamaan lain, Muhammadiyah mengelola kekayaannya dalam bentuk aset produktif: tanah wakaf, universitas, rumah sakit, lembaga pendidikan, koperasi, hingga perusahaan jasa dan keuangan berbasis syariah.
Pendekatan ini menjadikan Muhammadiyah tidak bergantung pada dana pemerintah atau donasi besar, melainkan membangun ekosistem ekonomi yang berkelanjutan.
Sebagian besar keuntungannya dikembalikan ke masyarakat melalui program sosial, beasiswa pendidikan, dan layanan kesehatan gratis.
Kemandirian finansial inilah yang memungkinkan Muhammadiyah berperan aktif dalam berbagai isu nasional dan global — mulai dari pendidikan, tanggap bencana, hingga diplomasi kemanusiaan lintas negara.
Daftar 10 Besar Organisasi Keagamaan Terkaya Dunia Versi Seasia.stats (2025)
-
The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints (AS) – US$265 miliar
-
Gereja Katolik di Jerman – US$265,62 miliar
-
Tirumala Tirupati Devasthanams (India) – US$31,11 miliar
-
Muhammadiyah (Indonesia) – US$27,96 miliar / Rp454,24 triliun
-
Gereja Katolik di Prancis
-
Gereja Katolik di Australia
-
Seventh-day Adventist Church
-
Church of England
-
Church of Sweden
-
Trinity Church, New York
Cerminan Kekuatan Umat dan Diplomasi Budaya
Pencapaian ini menunjukkan bahwa Islam Indonesia punya wajah modern dan progresif, dengan peran aktif dalam pembangunan sosial dan ekonomi.
Muhammadiyah bukan sekadar organisasi dakwah, tapi juga institusi pembangunan nasional yang berkontribusi pada kesejahteraan jutaan warga.
Melalui prestasi ini, dunia kini menyaksikan bahwa nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin bisa diwujudkan melalui manajemen profesional, transparansi, dan dedikasi sosial — menjadikan Muhammadiyah bukan hanya besar di Indonesia, tetapi juga berpengaruh di panggung global.***
Baca juga artikel lainnya :
emt-muhammadiyah-resmi-diakui-who-tim-medis-darurat-indonesia-berstandar-internasional

