Water Chestnut: Si Buah Air Bertanduk yang Unik dan Sarat Manfaat

Pernahkah Anda melihat buah yang bentuknya menyerupai kepala banteng dengan dua tanduk tajam di kedua sisinya? Itulah water chestnut bertanduk atau yang dikenal dengan nama ilmiah Trapa natans.

Nov 4, 2025 - 13:31
 0  5
Water Chestnut: Si Buah Air Bertanduk yang Unik dan Sarat Manfaat
Sumber foto : Istock

Eksplora.id - Pernahkah Anda melihat buah yang bentuknya menyerupai kepala banteng dengan dua tanduk tajam di kedua sisinya? Itulah water chestnut bertanduk atau yang dikenal dengan nama ilmiah Trapa natans. Tanaman air ini bukan hanya unik secara bentuk, tetapi juga menyimpan nilai sejarah, budaya, dan kesehatan yang luar biasa.

Asal dan Persebaran

Water chestnut (kadang disebut juga kastanye air) berasal dari wilayah Asia, terutama India, Tiongkok, dan Asia Tenggara. Namun, kini tanaman ini juga ditemukan di Eropa dan Amerika Utara. Di Indonesia, tanaman ini tumbuh secara alami di perairan tenang seperti rawa, danau, atau kolam dengan kedalaman dangkal.

Tanaman ini memiliki daun berbentuk seperti segitiga yang mengapung di permukaan air. Akarnya tumbuh menancap di lumpur dasar, sementara buahnya berkembang di bawah air. Nah, bagian paling menarik dari tanaman ini adalah buahnya yang bertanduk—kulitnya keras, hitam, dan memiliki dua hingga empat tonjolan menyerupai tanduk kecil. Karena bentuknya yang eksentrik, banyak orang menyebutnya sebagai “buah tanduk air” atau bahkan “devil pod” di beberapa negara Barat.

Makna Budaya dan Sejarah Panjang

Water chestnut bukan tanaman baru. Ia sudah dikenal manusia sejak ribuan tahun lalu. Arkeolog menemukan sisa-sisa buah Trapa natans di situs-situs prasejarah di Eropa dan Asia, menandakan bahwa buah ini telah menjadi sumber pangan penting sejak zaman kuno.

Di Tiongkok, buah ini disebut ling jiao dan sering digunakan dalam berbagai perayaan tradisional, seperti Festival Musim Gugur. Masyarakat percaya bahwa bentuk tanduknya melambangkan kekuatan, perlindungan, dan keberuntungan. Karena itu, buah ini sering disajikan dalam bentuk rebusan atau dijadikan bahan kue dan minuman saat upacara keagamaan.

Kandungan Nutrisi dan Manfaat Kesehatan

Jangan tertipu oleh kulit luarnya yang keras dan menakutkan—di baliknya tersembunyi daging putih yang lembut, manis, dan bernutrisi tinggi. Buah Trapa natans mengandung karbohidrat kompleks, protein nabati, serat, vitamin B6, serta mineral penting seperti zat besi, kalium, dan fosfor.

Beberapa manfaat kesehatannya antara lain:

  1. Menjaga Kesehatan Pencernaan
    Kandungan seratnya membantu melancarkan sistem pencernaan dan mencegah sembelit. Dalam pengobatan tradisional Asia, water chestnut juga digunakan untuk menurunkan panas dalam dan meredakan diare ringan.

  2. Meningkatkan Energi dan Daya Tahan Tubuh
    Dengan kadar karbohidrat alami yang tinggi, buah ini dapat menjadi sumber energi sehat. Selain itu, mineral seperti kalium berperan menjaga keseimbangan cairan tubuh dan kesehatan jantung.

  3. Antioksidan Alami
    Penelitian modern menunjukkan bahwa ekstrak buah water chestnut memiliki kandungan flavonoid dan fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan alami, membantu melawan radikal bebas dan memperlambat proses penuaan sel.

  4. Rendah Lemak dan Bebas Gluten
    Daging buahnya rendah kalori dan bebas gluten, menjadikannya alternatif bahan makanan sehat bagi mereka yang menjalani diet khusus.

Cara Konsumsi dan Olahan Tradisional

Buah water chestnut dapat dikonsumsi dalam berbagai cara. Setelah direbus atau dipanggang, dagingnya bisa dimakan langsung sebagai camilan, ditumbuk menjadi tepung, atau dicampurkan dalam sup dan kue. Di India dan Nepal, tepung Trapa natans dikenal sebagai “singhara flour”, digunakan untuk membuat roti tradisional saat berpuasa.

Sementara di Tiongkok, water chestnut menjadi bahan utama dalam dessert khas seperti ling jiao gao (kue jeli kastanye air) yang lembut dan menyegarkan. Teksturnya yang renyah dan rasa manis alaminya membuat buah ini digemari di berbagai negara Asia.

Tantangan dan Peluang Ekologis

Menariknya, meskipun bermanfaat, di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Trapa natans justru dianggap sebagai tanaman invasif. Pertumbuhannya yang cepat dapat menutupi permukaan air dan mengganggu ekosistem perairan. Karena itu, pengelolaan budidayanya perlu dilakukan secara bijak agar tetap memberi manfaat tanpa merusak keseimbangan alam.

Namun, di sisi lain, tanaman ini juga memiliki potensi ekonomi tinggi jika dibudidayakan dengan sistem terkontrol. Dengan meningkatnya tren pangan fungsional dan bahan alami, water chestnut bisa menjadi komoditas ekspor bernilai tinggi, baik dalam bentuk tepung, camilan olahan, maupun ekstrak herbal.

Water chestnut bertanduk bukan sekadar buah aneh dari perairan. Ia adalah warisan alam dan budaya yang mencerminkan hubungan harmonis manusia dengan lingkungannya. Dari simbol kekuatan hingga sumber nutrisi alami, Trapa natans mengajarkan kita satu hal penting: bahwa keindahan dan manfaat sering tersembunyi di balik bentuk yang tampak sederhana—atau bahkan menakutkan.***

Baca juga artikel lannya :

fenomena-unik-kacang-lompat-meksiko-saat-serangga-menari-dalam-kacang