Pizza, Makanan Orang Miskin yang Kini Jadi Hidangan Dunia
Tahukah kamu? Pizza yang kini identik dengan restoran mahal dan gaya hidup modern, dulunya hanyalah makanan rakyat miskin di Napoli, Italia. Begini kisah perjalanannya.

Eksplora.id - Hari ini, pizza dikenal sebagai makanan internasional. Dari restoran mewah di kota besar sampai warung kecil di pinggir jalan, dari topping keju premium hingga sosis rumahan, pizza seakan tidak mengenal batas sosial. Namun, di balik kepopulerannya, ada kisah panjang tentang kerendahan asal-usulnya.
Pizza pertama kali muncul di Napoli, Italia Selatan, sekitar abad ke-18. Saat itu, kota Napoli dipenuhi pekerja pelabuhan dan buruh miskin yang mencari makanan cepat, murah, namun mengenyangkan. Mereka menciptakan roti pipih berbentuk bundar dari adonan tepung terigu, kemudian menambahkan bahan sederhana seperti minyak zaitun, tomat, bawang putih, dan sedikit garam.
Bentuknya sederhana dan fungsional. Pizza bisa dimakan di jalan tanpa peralatan makan, mudah dibawa, dan bisa disesuaikan dengan bahan yang tersedia di dapur rumah tangga miskin. Tak heran jika saat itu pizza dianggap sebagai “makanan rakyat kelas bawah” yang sama sekali tidak pantas disajikan di meja bangsawan.
Tomat, Si Penyelamat Rasa dari Dunia Baru
Sebelum tahun 1700-an, masyarakat Eropa bahkan menganggap tomat beracun. Namun, penduduk Napoli berani bereksperimen dan mulai menambahkan tomat yang didatangkan dari benua Amerika ke atas roti pipih mereka.
Ternyata, rasa asam dan segar tomat berpadu sempurna dengan minyak zaitun dan roti panggang. Dari sinilah lahir versi awal pizza modern seperti yang kita kenal sekarang.
Inovasi sederhana ini menyelamatkan pizza dari sekadar roti kering menjadi makanan yang menggugah selera.
Namun, meski mulai populer di kalangan rakyat biasa, kaum bangsawan Italia masih memandang sebelah mata makanan ini. Pizza tetap dianggap terlalu “rendah” untuk disajikan di meja istana.
Ketika Ratu Italia Mencicipi Pizza
Segalanya berubah pada tahun 1889.
Ketika Ratu Margherita dari Italia berkunjung ke Napoli, ia mendengar cerita tentang makanan rakyat yang unik ini. Seorang juru masak lokal bernama Raffaele Esposito kemudian diminta membuatkan pizza khusus untuk sang ratu.
Esposito menciptakan pizza dengan tiga warna yang mewakili bendera Italia — merah dari tomat, putih dari keju mozzarella, dan hijau dari daun basil. Sang ratu menyukainya dan menamai hidangan itu Pizza Margherita, sesuai dengan namanya.
Sejak saat itu, pizza yang tadinya hanya disantap di jalanan Napoli, naik derajat menjadi makanan nasional Italia. Dari dapur rakyat jelata, kini ia masuk ke istana dan restoran kota besar.
Dari Italia ke Amerika, dan ke Seluruh Dunia
Gelombang besar imigran Italia ke Amerika pada awal abad ke-20 membawa serta budaya makan pizza. Kota New York, Chicago, dan Philadelphia menjadi tempat kelahiran gaya pizza baru.
Di New York, pizza dibuat tipis dan renyah dengan topping sederhana.
Di Chicago, muncul versi “deep dish” yang tebal dengan tumpukan keju dan saus tomat yang melimpah.
Tak butuh waktu lama bagi pizza untuk menjadi ikon makanan cepat saji Amerika, yang kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui jaringan restoran internasional seperti Domino’s, Pizza Hut, dan Papa John’s.
Kini, pizza bukan lagi sekadar makanan — ia telah menjadi bagian dari budaya global.
Setiap negara bahkan punya versi lokalnya. Di Jepang, pizza bisa diberi topping jagung dan mayones; di Indonesia, pizza bisa disajikan dengan rendang atau sambal matah.
Simbol Kreativitas dan Kebersamaan
Meski telah melewati berbagai transformasi, jiwa asli pizza tidak pernah hilang: sederhana, fleksibel, dan mengutamakan kebersamaan. Pizza biasanya disajikan dalam potongan yang bisa dibagi bersama-sama, menjadikannya simbol dari makan bersama dan berbagi cerita.
Selain itu, pizza juga menjadi simbol kreativitas tanpa batas. Setiap juru masak bebas menambahkan bahan sesuai selera — mulai dari sayuran segar, daging, seafood, hingga buah-buahan tropis. Tidak ada aturan baku, karena dari awal pun pizza lahir dari keterbatasan bahan di dapur rakyat kecil.
Kini, meskipun banyak restoran menjual pizza dengan harga mahal dan bahan premium, esensi utamanya tetap sama: makanan rakyat yang mendekatkan semua lapisan masyarakat.
Dari Pinggir Jalan ke Meja Dunia
Kisah pizza adalah kisah inspiratif tentang bagaimana sesuatu yang dianggap rendah bisa menjadi besar dengan ketekunan, kreativitas, dan waktu.
Dari jalanan Napoli yang ramai, pizza menjelma menjadi makanan universal yang disukai semua kalangan — dari anak kecil hingga orang tua, dari Eropa hingga Asia.
Jadi, saat menikmati sepotong pizza hangat, ingatlah: makanan ini pernah dianggap remeh. Tapi berkat tangan-tangan kreatif rakyat kecil, ia kini menjadi salah satu hidangan paling terkenal di dunia.***
Baca juga artikel lainnya :
dominos-hadirkan-kejutan-valentine-parfum-beraroma-pizza-pepperoni