Purbaya Effect Jadi Katalis Melesatnya IHSG, Namun Bayang-Bayang Fed Rate Hike Masih Mengintai

Langkah Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa alihkan Rp200 triliun dana pemerintah ke bank Himbara bikin IHSG terbang. Saham bank BUMN pesta pora, obligasi pun makin diminati.

Sep 14, 2025 - 06:19
 0  10
Purbaya Effect Jadi Katalis Melesatnya IHSG, Namun Bayang-Bayang Fed Rate Hike Masih Mengintai

Eksplora.id – Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan reli kuat sepanjang pekan ini. Sejumlah analis menilai fenomena yang disebut Purbaya Effect menjadi salah satu katalis utama, menyusul langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang mengalihkan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke bank-bank pelat merah (Himbara).

Kebijakan tersebut dinilai pasar sebagai dorongan nyata terhadap likuiditas perbankan sekaligus sinyal kuat pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.


Data IHSG: Reli di Atas 7.800

Berdasarkan data perdagangan Jumat (12/9/2025), IHSG menguat 106,15 poin (+1,37%) dan ditutup di level 7.854,06. Selama sesi berlangsung, IHSG sempat dibuka di 7.819,00, menyentuh titik terendah 7.790,79, dan tertinggi 7.854,81.

Volume transaksi tercatat 328,88 juta lot dengan nilai transaksi sekitar Rp17,87 triliun, melibatkan 1,85 juta kali transaksi. Lonjakan ini ditopang terutama oleh saham-saham perbankan pelat merah yang mendapatkan aliran dana baru dari pemerintah.


Purbaya Effect dan Dampaknya

1. Suntikan Likuiditas
Rp200 triliun dana pemerintah yang dialihkan ke bank Himbara diyakini memperkuat daya serap kredit dan mendorong pertumbuhan sektor riil.


2. Dukungan Pasar Obligasi
Kebijakan tersebut menurunkan yield obligasi pemerintah (SUN) pada tenor menengah-panjang, menandakan meningkatnya kepercayaan investor fixed income.


3. Sentimen Investor Asing
Optimisme atas stabilitas fiskal menarik kembali minat investor asing, yang tercermin dari peningkatan aliran dana masuk ke pasar saham dan obligasi domestik.


Komentar Pejabat Publik

Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan: "menegaskan bahwa kebijakan pemindahan dana pemerintah ke bank Himbara telah mendapat restu Presiden Prabowo Subianto, dengan tujuan memperkuat likuiditas dan mendukung proyek strategis nasional".


Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata: menilai langkah ini akan “memperkuat transmisi likuiditas perbankan dan mempercepat pertumbuhan kredit ke sektor produktif.


Winson Phoon, Head of Fixed Income Research Maybank Singapura: menyebut kebijakan ini “memicu peningkatan permintaan obligasi pemerintah dan memperbaiki persepsi risiko Indonesia di mata investor global.”


Nafan Aji Gusta, Analis Mirae Asset Sekuritas: "mengingatkan bahwa pasar sempat bereaksi negatif terhadap pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya, namun kebijakan likuiditas berhasil mengembalikan kepercayaan investor."


Grafik Tren IHSG & Skenario Fed Rate Hike

(Sumber: Simulasi data pasar, diolah oleh Eksplora.id)


Analisis Naratif Grafik

Tren IHSG dalam sebulan terakhir menunjukkan penguatan konsisten, bergerak di kisaran 7.700 – 7.850. Namun, ancaman eksternal tetap membayangi.


Jika The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin (bps), simulasi menunjukkan IHSG berpotensi mengalami koreksi sekitar -1,5% ke level 7.730 – 7.750. Area ini diperkirakan menjadi titik support penting.


Apabila support bertahan, IHSG berpeluang rebound dan melanjutkan tren positif. Namun, jika jebol, tekanan jual berpotensi berlanjut terutama di sektor perbankan dan konsumsi yang paling sensitif terhadap arus modal global.


Kesimpulan

Purbaya Effect terbukti menjadi katalis positif bagi pasar modal Indonesia, terutama melalui penguatan saham bank pelat merah dan penurunan yield obligasi pemerintah. IHSG pun berhasil menembus level psikologis 7.850.


Meski demikian, investor tetap perlu mewaspadai faktor eksternal. Kenaikan suku bunga The Fed dapat menekan IHSG dalam jangka pendek. Dengan kombinasi sentimen domestik yang positif dan risiko global yang masih tinggi, strategi investasi jangka menengah sebaiknya difokuskan pada saham berfundamental kuat dengan dukungan likuiditas yang stabil.