Viral! Tanaman Tanduk Rusa Dihargai Rp 2,4 Miliar, Simak Kisah dan Keunikannya
Tanaman hias tanduk rusa atau Platycerium willinckii viral karena mencapai harga hingga Rp 2,4 miliar. Apa yang membuat tanaman ini begitu istimewa? Berikut fakta dan peluang bisnisnya.
Eksplora.id - Dunia tanaman hias kembali digemparkan oleh kemunculan tanaman Platycerium willinckii, atau yang akrab disebut tanduk rusa, dengan harga fantastis mencapai Rp 2,4 miliar. Angka tersebut membuat banyak orang tercengang sekaligus penasaran — bagaimana mungkin tanaman yang tumbuh di batang pohon bisa bernilai setinggi itu?
Tanaman tanduk rusa memang memiliki pesona yang unik. Bentuk daunnya menjuntai menyerupai tanduk rusa yang megah, menjadikannya simbol kemewahan di kalangan kolektor tanaman hias. Jenis langka seperti Platycerium willinckii Java dan veitchii kini menjadi incaran utama para pehobi dari dalam dan luar negeri.
Mengapa Harganya Bisa Setinggi Itu?
Ada beberapa alasan mengapa tanaman tanduk rusa bisa memiliki nilai jual begitu tinggi:
-
Kelangkaan dan bentuk unik.
Setiap spesimen memiliki karakter berbeda, dari bentuk daun, pola warna, hingga tingkat simetri yang jarang sama. Semakin langka dan simetris bentuknya, semakin tinggi pula nilainya. -
Perawatan yang kompleks.
Tanduk rusa tumbuh menempel di batang pohon, memerlukan kelembapan stabil dan pencahayaan tidak langsung. Perawatannya membutuhkan ketelatenan khusus — salah sedikit, tanaman bisa rusak atau membusuk. -
Permintaan kolektor internasional.
Kolektor dari Jepang, Taiwan, dan Singapura banyak berburu tanaman asli Indonesia ini. Beberapa di antaranya bahkan mengoleksi Platycerium sebagai investasi jangka panjang. -
Efek viral di media sosial.
Pameran tanaman hias dan unggahan di Instagram membuat tanduk rusa semakin terkenal. Keunikan bentuknya yang eksotis sering dijadikan simbol status dan selera tinggi.
Dari Hobi Jadi Bisnis Serius
Di berbagai daerah seperti Malang, Bogor, dan Bali, banyak komunitas pehobi tanaman hias yang kini menjadikan tanduk rusa sebagai komoditas bisnis bernilai tinggi.
Beberapa petani mengaku omzetnya meningkat signifikan sejak permintaan ekspor ke Asia meningkat. Tanaman yang dulunya hanya hiasan halaman, kini menjadi aset bernilai ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Salah seorang pembudidaya asal Bali mengatakan, “Tanduk rusa ini punya pasar yang stabil dan peminat yang setia. Sekali orang jatuh cinta dengan bentuknya, mereka rela membayar berapa pun untuk mendapatkannya.”
Peluang Ekonomi Hijau yang Menjanjikan
Fenomena tanduk rusa membuka peluang besar bagi ekonomi hijau Indonesia. Dengan kekayaan biodiversitas yang tinggi, negeri ini berpotensi menjadi pusat ekspor tanaman hias tropis dunia.
Budidaya Platycerium juga sejalan dengan tren global menuju produk berkelanjutan dan ramah lingkungan, karena bisa ditanam tanpa merusak alam.
Pemerintah melalui berbagai lembaga riset juga mendorong pengembangan varietas unggul lokal dan memperluas akses ekspor melalui karantina pertanian.
Tips bagi Kolektor dan Pembudidaya
Untuk kamu yang tertarik menekuni bisnis atau sekadar hobi, berikut beberapa tips penting:
-
Pilih varietas unggul seperti willinckii, veitchii, atau bifurcatum yang lebih stabil pertumbuhannya.
-
Gunakan media tanam ramah lingkungan seperti pakis dan sabut kelapa.
-
Hindari penyiraman berlebihan — cukup jaga kelembapan udara.
-
Pelajari teknik grafting dan perbanyakan alami agar nilai jual meningkat.
Tanaman tanduk rusa bukan sekadar hiasan dinding alami, tetapi simbol dari keindahan, ketelatenan, dan nilai seni tinggi dalam dunia tanaman hias.
Dengan harga yang kini bisa menembus miliaran rupiah, Platycerium membuktikan bahwa kreativitas dan kepedulian terhadap alam bisa menghadirkan peluang ekonomi luar biasa.
Dari hobi sederhana menjadi bisnis berkelas dunia, tanduk rusa adalah bukti bahwa keindahan alam Indonesia tak ternilai — bahkan bisa berharga miliaran.***
Baca juga artikel lainnya :
mengenal-buah-betadine-yang-membuat-lima-anak-di-cianjur-keracunan

