5 Negara Tujuan Ekspor Tempe yang Bikin Kamu Tajir: Peluang Besar untuk UMKM Indonesia

Temukan 5 negara tujuan ekspor tempe paling menguntungkan—Amerika, Inggris, Arab Saudi, Jepang, dan Singapura. Peluang besar bagi UMKM Indonesia untuk naik kelas dan cuan berlipat di pasar global.

Dec 7, 2025 - 08:03
 0  3
5 Negara Tujuan Ekspor Tempe yang Bikin Kamu Tajir: Peluang Besar untuk UMKM Indonesia
sumber foto : pixabay

Eksplora.id - Tempe bukan sekadar makanan rumahan di Indonesia — ia sudah menjadi komoditas global yang diburu banyak negara. Cita rasanya yang gurih, teksturnya yang unik, serta reputasinya sebagai superfood tinggi protein membuat tempe semakin populer di pasar internasional. Permintaan meningkat setiap tahun, dan ini merupakan peluang emas bagi UMKM yang ingin naik kelas melalui ekspor.

Saat ini, setidaknya ada lima negara utama yang menjadi tujuan ekspor tempe Indonesia. Pasarnya stabil, konsumennya besar, dan harganya mampu mendatangkan cuan berlipat dibanding penjualan lokal. Berikut gambaran lengkapnya.


1. Amerika Serikat: Pasar Vegan Terbesar di Dunia

Amerika adalah surganya produk nabati. Data berbagai distributor pangan menunjukkan bahwa konsumsi tempe di AS terus naik karena banyaknya komunitas vegan, vegetarian, hingga healthy lifestyle enthusiast.
Di kota-kota besar seperti Los Angeles, New York, Chicago, dan Seattle, tempe sudah masuk ke supermarket premium seperti Whole Foods, Trader Joe’s, hingga toko Asia.

Harga tempe di AS bisa mencapai Rp80.000–Rp150.000 per blok, jauh lebih tinggi dari harga di dalam negeri. UMKM yang mampu menyesuaikan standar FDA serta pengemasan vacuum berpeluang besar masuk pasar ini.


2. Inggris: Peminat Protein Nabati Bertambah Pesat

Inggris menjadi pusat pertumbuhan produk nabati di Eropa. Banyak restoran plant-based, food truck, hingga café yang mulai memasukkan tempe sebagai menu utama.
Tidak hanya warga lokal, komunitas Muslim dan Asia Tenggara di Inggris juga menjadi konsumen tetap tempe.

Pasar UK sangat sensitif pada label halal, traceability, dan kemasan berkualitas tinggi. Jika terpenuhi, harga jual ekspornya bisa 8–12 kali lipat dari harga lokal.


3. Arab Saudi: Permintaan Tinggi dari Komunitas Asia dan Jamaah Haji

Arab Saudi mungkin tampak mengejutkan, tetapi permintaan tempe di negara ini sangat besar. Penyebabnya sederhana: banyak tenaga kerja Indonesia, Malaysia, dan komunitas Muslim global yang sudah terbiasa mengonsumsi tempe.

Selain itu, permintaan meningkat setiap musim haji dan umrah. Banyak katering hotel menyediakan menu tempe goreng, tempe bacem, atau balado untuk para jemaah.

Regulasinya relatif mudah asal sudah memenuhi standar halal MUI dan sertifikasi SFDA (Saudi Food and Drug Authority).


4. Jepang: Negara Pecinta Fermentasi

Jepang memiliki budaya makanan fermentasi yang kuat — natto, miso, shoyu — sehingga tempe sangat mudah diterima masyarakatnya.
Pasar Jepang dikenal ketat, tetapi sangat stabil. Tempe sering dijual dengan harga premium sebagai healthy fermented product.

Indonesia bisa masuk lebih cepat melalui jalur:

  • supermarket Asia

  • restoran Indonesia

  • restaurant fusion Jepang–Indonesia

  • e-commerce khusus makanan sehat

Harga tempe per 200–300 gram bisa mencapai Rp60.000–Rp120.000.


5. Singapura: Pintu Masuk Ekspor Paling Mudah

Singapura adalah pasar terdekat dan paling mudah dimasuki UMKM pemula. Persyaratan dokumen tidak seketat Amerika atau Jepang, jarak distribusinya dekat, dan biaya logistik jauh lebih murah.

Populasi pekerja Indonesia yang besar di Singapura juga membuat permintaan tempe tidak pernah surut. Banyak UMKM tempe dari Jawa dan Sumatera sudah menjadi suplier rutin ke restoran, katering, bahkan supermarket NTUC dan Sheng Siong.

Walaupun pasarnya kecil, daya belinya tinggi dan harganya sangat menguntungkan.


Peluang Besar untuk UMKM: Saatnya Masuk Pasar Global

Permintaan dunia terhadap makanan nabati melonjak setiap tahun, dan tempe menjadi salah satu primadona baru. Dengan standar produksi yang baik, pengemasan yang aman, serta pemenuhan regulasi tiap negara, UMKM Indonesia bisa naik kelas menjadi eksportir sukses.

Apalagi tren global kini mengarah ke:

  • makanan tinggi protein

  • produk bernilai budaya

  • bahan pangan minim olahan

  • makanan vegan dan ramah lingkungan

Tempe memenuhi semuanya.

Jika UMKM dapat memaksimalkan kualitas produksi, menjaga higienitas, dan memanfaatkan bantuan ekspor dari pemerintah seperti SNI, NIB, PIRT, Halal, hingga fasilitasi ekspor oleh Kemendag, peluang menjadi eksportir tempe yang tajir—bahkan hanya dari skala rumahan—sangat terbuka lebar.**

Baca juga artikel lainnya :

tempe-menuju-panggung-dunia-indonesia-ajukan-tempe-sebagai-warisan-budaya-takbenda-unesco