Dari Limbah Dapur ke Langit Internasional: Minyak Jelantah Program MBG Kini Diekspor untuk Bahan Bakar Pesawat

Minyak jelantah dari program Makan Bergizi Gratis kini berubah menjadi komoditas bernilai tinggi. Limbah minyak goreng ini diolah menjadi bio-avtur dan diekspor, salah satunya ke Singapore Airlines, dengan nilai tukar dua kali lipat lebih tinggi dari sebelumnya.

Dec 9, 2025 - 21:19
 0  5
Dari Limbah Dapur ke Langit Internasional: Minyak Jelantah Program MBG Kini Diekspor untuk Bahan Bakar Pesawat
sumber foto : gg

Eksplora.id - Minyak goreng bekas atau minyak jelantah selama ini identik dengan limbah rumah tangga yang tak berguna. Namun melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG), limbah tersebut kini justru menjadi komoditas bernilai tinggi. Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan bahwa minyak jelantah hasil aktivitas memasak MBG kini resmi masuk dalam rantai ekspor sebagai bahan baku bio-avtur, bahan bakar ramah lingkungan untuk pesawat.

Salah satu pembeli terbesar minyak jelantah ini adalah Singapore Airlines, maskapai yang dikenal agresif menerapkan bahan bakar berkelanjutan dalam operasionalnya. Langkah ini sekaligus menempatkan Indonesia dalam ekosistem energi penerbangan hijau tingkat global.


Limbah yang Berubah Menjadi Komoditas Bernilai Tinggi

Sebelum dikelola, minyak jelantah dari program MBG biasanya hanya menjadi limbah yang dibuang atau dimanfaatkan secara sederhana. Namun setelah diolah menjadi bahan baku Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bio-avtur, nilai ekonominya melonjak signifikan.

BGN menyebutkan bahwa nilai tukar minyak jelantah kini naik hingga dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Artinya, limbah yang dulu dianggap tak memiliki nilai jual kini berubah menjadi aset yang memberikan pemasukan baru dan berkelanjutan.

Kenaikan nilai ini terjadi karena permintaan global terhadap SAF terus meningkat. Banyak maskapai dunia diwajibkan mengurangi emisi karbon, dan bio-avtur menjadi salah satu solusi yang paling cepat diterapkan. Minyak jelantah menjadi bahan baku yang sangat dicari karena proses konversinya efisien serta menghasilkan emisi lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil.


Peran Program MBG dalam Rantai Pasok Energi Hijau

Program Makan Bergizi Gratis melibatkan dapur-dapur besar di seluruh Indonesia yang setiap hari memasak ribuan porsi makanan. Aktivitas ini menghasilkan volume minyak jelantah yang cukup signifikan.

Dari sinilah BGN melihat peluang.

Dengan sistem pengumpulan minyak bekas yang terintegrasi, pemerintah berhasil membangun rantai pasok baru yang:

  • mengurangi limbah dapur,

  • meningkatkan pendapatan unit pelaksana program, dan

  • berkontribusi pada produksi energi terbarukan secara global.

Minyak jelantah dikumpulkan, disaring, lalu dikirim ke perusahaan mitra yang memiliki fasilitas untuk memprosesnya menjadi feedstock bio-avtur. Dari situ, bahan baku dikirim ke negara tujuan untuk pemurnian lebih lanjut hingga menjadi SAF yang siap dipakai maskapai internasional.


Singapore Airlines Menjadi Pembeli Utama

Singapore Airlines termasuk maskapai paling progresif di Asia dalam penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Maskapai ini terus meningkatkan porsi SAF dalam pengisian bahan bakarnya sebagai bagian dari strategi dekarbonisasi jangka panjang.

Minyak jelantah dari Indonesia—termasuk yang berasal dari program MBG—menjadi salah satu pemasok rantai pasok tersebut.

Kerja sama ini tidak hanya memperlihatkan potensi ekonomi dari pengelolaan limbah, tetapi juga membuka peluang bagi Indonesia menjadi pemain penting dalam industri bahan bakar penerbangan berkelanjutan di Asia Tenggara.


Dampak Ekonomi dan Lingkungan yang Signifikan

Transformasi minyak jelantah menjadi komoditas ekspor memberikan efek berlapis bagi Indonesia:

1. Memberikan Nilai Tambah bagi Program MBG

Dapur-dapur pelaksana program tak hanya memasak untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, tetapi juga menghasilkan bahan baku energi hijau yang bisa dijual dengan harga lebih tinggi.

2. Mendukung Ekonomi Sirkular

Alih-alih menjadi limbah pencemar lingkungan, minyak jelantah kini menjadi material bernilai strategis yang kembali masuk ke dalam siklus ekonomi.

3. Berkontribusi terhadap Transisi Energi

Di tengah target global mengurangi emisi, Indonesia dapat memainkan peran penting melalui suplai bahan baku bio-avtur.

4. Membuka Lapangan Ekonomi Baru

Pengumpulan, pengolahan, dan distribusi minyak jelantah melahirkan peluang usaha baru di sektor energi hijau dan waste management.


Inovasi Sederhana yang Menggerakkan Perubahan Besar

Kisah minyak jelantah program MBG yang kini terbang bersama pesawat internasional adalah bukti bahwa inovasi tidak selalu harus dimulai dari hal besar. Kadang, perubahan dimulai dari sesuatu yang tampaknya sepele—seperti minyak sisa gorengan.

Dengan tata kelola yang tepat, limbah dapat menjadi bahan baku energi masa depan, memberi nilai ekonomi lebih tinggi, sekaligus mengharumkan nama Indonesia di panggung global sebagai negara yang aktif mendorong praktik keberlanjutan.

Siapa sangka, minyak jelantah dari dapur MBG kini ikut menggerakkan industri aviasi dunia menuju masa depan yang lebih hijau.**

Baca juga artikel lainnya :

program-green-movement-uco-kelola-minyak-jelantah