Dari Adiwiyata hingga Sekolah Mandiri: Indonesia Mulai Bergerak Menuju Green School

Gerakan sekolah hijau semakin berkembang di Indonesia melalui program Adiwiyata dan inisiatif lokal. Dari bank sampah hingga kelas alam, konsep Green School mulai diterapkan untuk pendidikan yang berkelanjutan.

Oct 22, 2025 - 10:43
 0  10
Dari Adiwiyata hingga Sekolah Mandiri: Indonesia Mulai Bergerak Menuju Green School
Sumber foto : Instagram

Eksplora.id - Meski masih menghadapi berbagai tantangan dalam sistem pendidikan, Indonesia sesungguhnya sedang menuju arah yang lebih baik. Salah satu buktinya terlihat dari semakin banyaknya sekolah yang menerapkan prinsip ramah lingkungan melalui program Adiwiyata, Sekolah Penggerak Hijau, hingga inisiatif komunitas lokal.

Gerakan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat Green School tak harus datang dari lembaga internasional. Ia bisa tumbuh dari guru, siswa, dan masyarakat sekitar yang memiliki kesadaran untuk menjaga bumi — dimulai dari lingkungan sekolah.

Adiwiyata: Gerakan Sekolah Peduli Lingkungan

Program Adiwiyata yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Kementerian Pendidikan sejak 2006 kini menjadi fondasi kuat bagi munculnya sekolah hijau di berbagai daerah.

Prinsipnya sederhana: menciptakan kondisi ideal bagi sekolah untuk menjadi tempat belajar yang peduli dan berbudaya lingkungan. Sekolah-sekolah yang tergabung dalam program ini tidak hanya menanam pohon atau mengelola sampah, tetapi juga menanamkan nilai cinta lingkungan dalam setiap kegiatan belajar mengajar.

Hingga kini, ribuan sekolah di seluruh Indonesia telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata, mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.

Contohnya, SMPN 1 Tanjungsari, Sumedang, berhasil mengolah sampah organik menjadi kompos dan menanam sayuran di kebun sekolah. Hasilnya dijual untuk tambahan dana kegiatan siswa. Sementara di Malang, beberapa sekolah Adiwiyata bahkan sudah menggunakan energi surya dan air hujan daur ulang untuk kegiatan sehari-hari.

Sekolah Mandiri dan Komunitas Hijau

Selain Adiwiyata, kini mulai bermunculan gerakan sekolah hijau mandiri — yang tumbuh dari inisiatif warga sekolah sendiri tanpa bantuan langsung dari pemerintah.

Misalnya, di beberapa sekolah dasar di Bandung, para guru membuat bank sampah digital, di mana siswa bisa menabung dari hasil penjualan sampah plastik. Di Yogyakarta, komunitas guru dan orang tua mengembangkan kelas alam yang mengajarkan anak-anak bercocok tanam dan mengenal biodiversitas lokal.

Inisiatif-inisiatif kecil ini menjadi fondasi kuat untuk mengubah paradigma pendidikan di Indonesia: bahwa sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tapi juga tempat membangun kesadaran hidup yang lebih baik.

Dukungan Pemerintah dan Dunia Usaha

Pemerintah sendiri mulai memberi perhatian lebih terhadap pendidikan berkelanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong integrasi profil pelajar Pancasila dengan pendidikan lingkungan.

Selain itu, sektor swasta pun mulai ikut serta. Banyak perusahaan yang menjalankan program CSR pendidikan hijau, seperti penyediaan panel surya, taman belajar, dan pelatihan guru tentang edukasi lingkungan.

Kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan dunia usaha menjadi kunci untuk mempercepat transformasi menuju sistem pendidikan yang lebih hijau dan adaptif.

Tantangan: Dari Kesadaran ke Konsistensi

Meski arah geraknya positif, tantangan utama masih terletak pada konsistensi dan kesinambungan program. Banyak sekolah hijau yang semangat di awal, namun perlahan berhenti ketika kepemimpinan berganti atau dukungan dana menipis.

Karena itu, keberhasilan Green School di Indonesia akan sangat bergantung pada kesadaran kolektif. Semua pihak — guru, murid, orang tua, dan pemerintah — harus melihat bahwa menjaga bumi bukan sekadar proyek, tapi bagian dari pendidikan karakter bangsa.

Menuju Sekolah Masa Depan

Jika tren ini terus berkembang, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi salah satu negara pelopor pendidikan hijau di Asia Tenggara. Dengan sumber daya alam yang melimpah dan budaya gotong royong yang kuat, konsep Green School sejatinya sangat cocok dengan nilai-nilai masyarakat Indonesia.

Sekolah masa depan bukan hanya yang punya laboratorium digital atau fasilitas modern, tapi juga yang mengajarkan anak-anak untuk mencintai bumi dan hidup selaras dengan alam.***

Baca juga artikel lainnya :

green-school-bali-sekolah-paling-ramah-lingkungan-di-indonesia