CUAN dari Desa? BISA! UMKM Pedesaan Bangkit Lewat Digitalisasi dan Mindset Bisnis Kuat

Di tengah derasnya arus tren digital dan ketatnya persaingan usaha, siapa sangka pelaku UMKM dari pelosok desa justru mampu membuktikan bahwa bisnis yang berakar dari desa bisa tumbuh besar dan menembus pasar nasional

Oct 20, 2025 - 10:28
 0  23
CUAN dari Desa? BISA! UMKM Pedesaan Bangkit Lewat Digitalisasi dan Mindset Bisnis Kuat

eksplora.id - Di tengah derasnya arus tren digital dan ketatnya persaingan usaha, siapa sangka pelaku UMKM dari pelosok desa justru mampu membuktikan bahwa bisnis yang berakar dari desa bisa tumbuh besar dan menembus pasar nasional. Inilah semangat yang diangkat dalam tayangan Kepompong Channel berjudul “CUAN dari Desa? BISA!” — sebuah perbincangan inspiratif bersama dua tokoh muda yang berhasil membawa semangat kewirausahaan ke pedesaan: Derry Kusuma, Owner TH Brothers Coco Indonesia sekaligus anggota dewan Lampung Selatan, dan Dadan Romadona, Founder Scaleup In.com.

Keduanya berbagi pengalaman, pandangan, dan strategi dalam membangun ekosistem bisnis digital dari desa, serta pentingnya meningkatkan kapasitas diri masyarakat agar bisa bersaing di era modern.


Digitalisasi Jadi Gerbang Utama Kebangkitan Desa

Bagi Derry Kusuma, konsep “desa tertinggal” sudah tidak relevan di zaman sekarang. Menurutnya, masyarakat desa punya potensi luar biasa — baik dari sisi sumber daya alam maupun kreativitas manusianya — hanya saja belum seluruhnya tersentuh oleh teknologi digital.

“Jika kita bicara desa, kesannya selalu pelosok. Tapi saat ini kita sudah harus melek digitalisasi. Dengan pelatihan, kami ingin membuka wawasan masyarakat dan memberi peluang agar produk-produk desa bisa dikenal sampai ke seluruh Indonesia,” ujar Derry.

Derry menilai bahwa pelatihan berbasis digital tidak hanya memperkenalkan cara promosi online, tetapi juga membangun pondasi bisnis yang berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya memahami potensi diri, potensi wilayah, serta potensi pasar lokal, agar pelaku UMKM tidak sekadar ikut-ikutan tren.

“Bisnis jangan hanya ikut-ikutan. Kita harus tahu potensi diri kita, potensi wilayah kita, dan potensi pasar di daerah kita. Saya ingin bantu agar masyarakat tidak terlena melihat kesuksesan orang lain tanpa mengenali hal yang dasar,” tambahnya.

Melalui pendekatan ini, Derry berharap semakin banyak wirausaha desa yang mampu mandiri, berinovasi, dan menjadi bagian dari ekonomi digital nasional.


Kunci Sukses: Mindset dan Kapasitas Diri

Sementara itu, Dadan Romadona mengungkapkan bahwa tantangan terbesar dalam mengembangkan wirausaha desa bukan semata soal fasilitas atau akses internet, melainkan pada kapasitas diri dan pola pikir (mindset) masyarakatnya.

“Mayoritas masyarakat kita tidak diciptakan sebagai entrepreneur. Banyak yang masuk ke dunia usaha karena terpaksa. Bahkan untuk bisa bertahan saja sudah sulit di era kompetitif ini,” kata Dadan.

Menurutnya, sebelum bicara strategi pemasaran, branding, atau ekspansi, hal pertama yang harus diperkuat adalah fundamental bisnis dan mindset pengusaha.

“Masalahnya bukan hanya marketing. Banyak pelaku UMKM yang belum memahami dasar bisnis seperti segmentasi pasar, nilai produk, dan arah pengembangan usaha. Di situlah peran kami dalam pengembangan kapasitas diri,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dadan menegaskan pentingnya memahami kategori bisnis secara spesifik. Banyak pelaku UMKM desa yang sekadar meniru tren tanpa benar-benar tahu posisi bisnisnya di pasar.

“Mindset awal harus dibangun: mau belajar dan mengerti bisnis secara fundamental. Banyak pebisnis tidak tahu dia berada di kategori apa karena terlalu banyak meniru. Padahal, ilmu bisnis itu spesifik tergantung bidangnya. Di awal, kita harus matang mengerucut sampai ke ilmunya yang utama,” tegasnya.


Kolaborasi dan Edukasi, Fondasi UMKM Desa Naik Kelas

Kolaborasi antara pelaku usaha seperti Derry dan Dadan menjadi contoh nyata bahwa pengembangan ekonomi desa membutuhkan pendampingan yang berkelanjutan. Pelatihan, mentoring, hingga pendampingan digital marketing menjadi jalan agar produk-produk lokal tidak hanya bertahan di pasar daerah, tapi juga mampu bersaing di tingkat nasional.

Keduanya juga menekankan bahwa keberhasilan pelaku UMKM bukan diukur dari seberapa cepat mereka viral, melainkan dari seberapa kuat mereka memahami bisnisnya sendiri. Digitalisasi hanyalah alat, sementara mindset dan strategi bisnis adalah pondasinya.


Inspirasi dari Desa untuk Indonesia

Melalui episode “Bangun Pondasi Bukan Ikut-Ikutan : Rahasia Bisnis dari Desa di Era Digitalisasi", Kepompong Channel ingin menunjukkan bahwa peluang besar tidak hanya ada di kota. Justru dari desa, lahir banyak potensi ekonomi baru yang bisa menggerakkan Indonesia dari akar rumput.

Dengan semangat belajar, kemauan beradaptasi dengan teknologi, dan dukungan dari berbagai pihak, UMKM desa memiliki peluang besar untuk naik kelas dan menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

Tayangan lengkap perbincangan inspiratif ini dapat disaksikan di YouTube Kepompong Channel, Kanal yang menampilkan kisah-kisah inspiratif di Indonesia.
Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan SUBSCRIBE untuk kisah inspiratif lainnya dari pelaku usaha lokal yang luar biasa!

Baca juga artikel lainnya :

fakultas pertanian universitas dharma wacana udw dorong kemandirian pangan keluarga melalui vertikultur dan budidaya ayam petelur