Bò Tái Kiến Đốt: Kuliner Ekstrem Vietnam yang Dimasak dengan Gigitan Semut Api, Berani Coba?

Bò Tái Kiến Đốt, makanan ekstrem Vietnam yang dimasak dengan gigitan semut api, viral karena sensasi pedas alami dan proses penyajiannya yang menegangkan.

Nov 30, 2025 - 12:36
Nov 30, 2025 - 12:56
 0  8
Bò Tái Kiến Đốt: Kuliner Ekstrem Vietnam yang Dimasak dengan Gigitan Semut Api, Berani Coba?
Sumber foto : Instagram

Eksplora.id - Vietnam selalu punya kejutan dalam dunia kuliner. Di balik populernya phở dan bánh mì, negara ini menyimpan hidangan ekstrem yang belakangan viral di seluruh dunia: Bò Tái Kiến Đốt, yaitu daging sapi segar yang “dimasak” menggunakan gigitan semut api hidup. Bagi sebagian orang, ini mungkin terdengar seperti tantangan Fear Factor. Namun bagi masyarakat di wilayah pedesaan Vietnam Utara, hidangan ini dianggap unik, lezat, bahkan memiliki nilai tradisi.

Fenomena ini menjadi perbincangan setelah banyak konten kreator mengunggah video proses pembuatannya—daging mentah yang diserbu koloni semut api merah. Adegan ini membuat bulu kuduk merinding, sekaligus mengundang rasa penasaran luar biasa dari para pecinta kuliner ekstrem.


Bagaimana Proses Pembuatan Bò Tái Kiến Đốt?

Tidak ada kompor, tidak ada minyak, dan tidak ada teknik memasak modern. Cara membuat hidangan ini benar-benar berbeda dari kuliner pada umumnya. Daging sapi segar dipotong tipis, lalu diletakkan dalam sebuah piring bersama sarang semut api merah. Begitu piring disajikan, semut-semut hidup mulai menyerang, menggigit, dan melepaskan racun alami mereka pada permukaan daging.

Gigitan itu menghasilkan sensasi panas dan pedas, seperti proses “memasak alami”. Setelah semut selesai “bekerja”, daging dicampur dengan perasan jeruk, garam-lada khas Vietnam, dan daun herbal segar. Dalam beberapa tradisi lokal, semut yang menempel di daging juga dimakan bersama hidangan untuk memberikan sensasi yang lebih ekstrem.


Mengapa Hidangan Ini Bisa Disukai?

Walaupun terdengar mengerikan, banyak orang Vietnam menganggap Bò Tái Kiến Đốt sebagai sajian yang unik dan menggugah selera. Sensasi pedas yang muncul bukan berasal dari cabai atau rempah, melainkan dari racun alami semut api yang mengandung solenopsin. Senyawa ini memberi rasa panas yang langsung terasa, lebih cepat dan lebih kuat dibandingkan cabai rawit atau wasabi.

Selain rasa, daya tarik utamanya adalah pengalaman. Para wisatawan datang bukan hanya untuk makan, tetapi untuk menguji nyali. Mereka ingin merasakan bagaimana rasanya menikmati makanan yang masih hidup beberapa detik sebelum disantap. Di beberapa desa pegunungan, makanan ini juga dianggap sebagai hidangan tradisional untuk “menghangatkan tubuh”, terutama ketika musim dingin tiba.


Apakah Aman Dikonsumsi?

Secara umum, Bò Tái Kiến Đốt aman dikonsumsi selama bahan yang digunakan segar dan prosesnya dilakukan oleh orang yang berpengalaman. Namun tetap ada risiko yang perlu diperhatikan. Racun semut api dapat memicu reaksi alergi pada sebagian kecil orang. Dagingnya pun termasuk jenis setengah mentah sehingga kebersihan dan kualitas daging harus benar-benar terjamin.

Wisatawan biasanya akan diarahkan oleh penduduk lokal untuk mencoba hidangan ini hanya di tempat-tempat tertentu yang dipercaya. Selama mengikuti arahan mereka, sajian ini cenderung aman dan tidak berbahaya.


Bagaimana Rasanya?

Bagi yang pernah mencobanya, pengalaman makan Bò Tái Kiến Đốt sangat sulit dilupakan. Daging sapi segar memberikan tekstur lembut, sementara gigitan semut memberikan sensasi pedas yang tajam dan cepat menyengat. Rasanya seperti perpaduan antara jeruk nipis, bumbu lada, dan panas alami yang datang dari semut api itu sendiri.

Sensasinya disebut lebih “hidup” dibanding rasa pedas biasa. Pedasnya tidak hanya di lidah, tetapi menciptakan rasa bergetar pada bagian mulut tertentu akibat efek racun semut. Banyak yang mengatakan bahwa sensasi inilah yang membuat hidangan ini nagih dan tidak mudah dilupakan.


Mengapa Bò Tái Kiến Đốt Menjadi Viral?

Media sosial adalah alasan terbesar mengapa kuliner ini mendunia. Video proses pembuatannya—yang memperlihatkan daging segar dikerumuni semut api hidup—langsung menarik perhatian jutaan penonton. Reaksi orang-orang yang mencoba juga menjadi hiburan tersendiri: ada yang berteriak ketakutan, ada yang geleng-geleng kepala, ada pula yang ketagihan dan justru ingin mencoba lagi.

Fenomena “food challenge” di TikTok, YouTube, dan Instagram membuat hidangan ini semakin mudah dikenal. Banyak travel vlogger mencari makanan ekstrem sebagai konten, dan Bò Tái Kiến Đốt menjadi salah satu yang paling dicari karena ekstremnya alami, tradisional, dan benar-benar nyata.


Berani Mencobanya?

Bò Tái Kiến Đốt bukan sekadar makanan. Ia adalah perpaduan budaya, keberanian, dan keunikan kuliner pedesaan Vietnam yang kini mendunia. Jika Anda pecinta kuliner ekstrem, hidangan ini wajib masuk daftar pengalaman Anda saat berkunjung ke Vietnam—khususnya di daerah pegunungan seperti Hoa Binh atau Ha Giang.

Pertanyaannya, apakah Anda cukup berani untuk mencicipi daging yang dimasak menggunakan gigitan semut?**

Baca juga artikel lainnya :

tikus-sawah-sebagai-sumber-protein-dan-peluang-ekonomi