Mengenal Buah-Buah Langka Nusantara yang Hampir Terlupakan

Buah-buah langka Indonesia seperti jamblang, dewandaru, ciplukan, hingga matoa menyimpan cerita unik dan nilai budaya tinggi sebagai bagian dari kekayaan hayati Nusantara.

Nov 12, 2025 - 17:54
 0  2
Mengenal Buah-Buah Langka Nusantara yang Hampir Terlupakan
Sumber foto : Istock

Eksplora.id - Indonesia bukan hanya kaya akan rempah, hutan, dan lautannya, tapi juga memiliki harta karun berupa buah-buahan langka yang menyimpan keunikan rasa, sejarah, dan filosofi budaya. Di tengah gempuran buah impor dan modernisasi pertanian, nama-nama seperti jamblang, dewandaru, ciplukan, kersen, kecapi, buah buni, rambusa, hingga matoa kini mulai terdengar asing di telinga generasi muda. Padahal, buah-buah ini dulu akrab di halaman rumah, kebun kampung, hingga pasar tradisional.

Melestarikan buah-buah ini bukan sekadar nostalgia, tetapi juga upaya menjaga keanekaragaman hayati Indonesia yang tak ternilai. Mari kita kenali satu per satu kisah di balik buah-buah yang hampir hilang ini.


Jamblang, Si Hitam Manis Penjaga Kesehatan

Jamblang atau dikenal juga sebagai duwet, memiliki warna ungu kehitaman yang khas dengan rasa asam-manis yang menyegarkan. Pohonnya menjulang tinggi dan sering menjadi tempat bermain anak-anak desa. Buah ini kaya akan antioksidan dan dipercaya mampu menurunkan kadar gula darah.

Selain itu, jamblang juga memiliki nilai historis. Di masa lalu, buah ini sering disajikan dalam acara adat Jawa dan Bali. Kini, jamblang menjadi simbol kerinduan terhadap masa kecil dan alam yang semakin jarang disentuh manusia.


Dewandaru, Buah Sakral yang Dihormati

Dewandaru atau surinam cherry punya bentuk menyerupai bintang kecil berwarna merah menyala. Di sejumlah daerah Jawa, terutama di lingkungan keraton, pohon dewandaru dianggap sakral. Konon, pohon ini melambangkan kebijaksanaan dan ketenangan batin.

Meski kecil, dewandaru kaya vitamin C dan antioksidan. Daunnya pun sering digunakan sebagai bahan obat tradisional. Kini, buah ini mulai dibudidayakan kembali sebagai tanaman hias sekaligus simbol keberuntungan.


Ciplukan, Permata Kecil di Pinggir Sawah

Ciplukan, buah kecil yang terbungkus kelopak kering seperti lentera, sering ditemukan tumbuh liar di pematang sawah. Rasanya manis sedikit asam dan dipercaya memiliki khasiat untuk menjaga daya tahan tubuh serta menurunkan tekanan darah.

Di luar negeri, terutama di Jepang dan Eropa, ciplukan dikenal sebagai golden berry dan dijual dengan harga tinggi. Ironisnya, di tanah asalnya sendiri, buah ini dulu sering dianggap gulma. Kini saatnya kita memberi nilai lebih pada tanaman yang dulu tumbuh bebas di pekarangan nenek.


Kersen, Manisnya Masa Kecil

Siapa yang tidak kenal kersen? Buah kecil berwarna merah cerah ini dulu menjadi teman anak-anak sekolah yang bermain di bawah pohon rindang. Rasanya manis dan bisa dimakan langsung tanpa diolah.

Selain nostalgia, kersen ternyata mengandung senyawa antiradang dan antioksidan alami. Banyak penelitian membuktikan bahwa ekstrak daunnya bermanfaat untuk kesehatan jantung dan sistem imun.


Buah Buni dan Rambusa, Si Cantik dari Hutan Tropis

Buah buni, dengan warna ungu pekat dan rasa asam sepat, dulu sering diolah menjadi selai atau rujak. Buah ini tumbuh liar di semak-semak dan memiliki kandungan vitamin A serta zat besi tinggi.

Sementara itu, rambusa, buah dengan kulit berduri halus dan isi lembut seperti markisa mini, memiliki rasa manis segar. Rambusa banyak tumbuh di pagar kebun dan sering dijadikan obat alami untuk meredakan demam serta gangguan tidur.


Kecapi dan Matoa, Jejak Manis dari Timur dan Barat Nusantara

Kecapi, buah khas Jawa Barat, memiliki rasa manis-asam yang menyegarkan. Dulu, buah ini menjadi sajian wajib dalam jamuan bangsawan Sunda. Kayu pohonnya yang keras juga dimanfaatkan untuk furnitur dan alat musik tradisional.

Sementara dari ujung timur Indonesia, ada matoa, buah eksotis khas Papua. Daging buahnya kenyal seperti rambutan dengan aroma durian yang lembut. Matoa sering disebut simbol keindahan alam Papua — manis, kuat, dan langka.


Menjaga Rasa, Menjaga Warisan

Setiap buah Nusantara punya cerita dan makna di baliknya — dari jamblang yang menyimpan kenangan masa kecil hingga matoa yang menjadi kebanggaan timur Indonesia. Namun lebih dari sekadar rasa, buah-buah ini adalah warisan budaya dan identitas ekologi bangsa.

Menanam kembali, mengenalkan kepada anak-anak, dan mengolahnya menjadi produk modern adalah bentuk cinta kita kepada tanah air. Karena sejatinya, melestarikan buah lokal bukan hanya menjaga keanekaragaman, tapi juga menjaga jati diri Indonesia itu sendiri.***

Baca juga artikel lainnya :

senggani-buah-gulma-legendaris-yang-kaya-manfaat