Christopher Farel: Dilirik Google Karena Ciptakan Sistem Kompresi Revolusioner

Di usia 17 tahun, sebagian besar remaja masih berkutat dengan tugas sekolah, hobi bermain game, atau menjelajah media sosial.

Apr 17, 2025 - 23:51
 0  15
Christopher Farel: Dilirik Google Karena  Ciptakan Sistem Kompresi Revolusioner
sumber foto : gg

Eksplora.id - Di usia 17 tahun, sebagian besar remaja masih berkutat dengan tugas sekolah, hobi bermain game, atau menjelajah media sosial. Tapi tidak demikian dengan Christopher Farel, seorang remaja jenius asal Indonesia yang sukses membuat dunia kagum dengan pencapaiannya di bidang teknologi informasi. Ia berhasil menciptakan sistem kompresi data super efisien yang mampu mengecilkan ukuran file dari 16 GB menjadi hanya 16 MB, tanpa mengurangi kualitas aslinya. Sebuah terobosan yang bahkan dianggap mustahil oleh banyak ahli sebelumnya.

Perjalanan Awal: Ditolak di Negeri Sendiri

Inovasi Christopher bukanlah sesuatu yang lahir dalam semalam. Sejak kecil, ia dikenal memiliki ketertarikan mendalam pada dunia komputer dan pemrograman. Ia mulai belajar coding secara otodidak sejak usia 12 tahun, dengan hanya bermodal komputer bekas dan jaringan internet seadanya.

Ketika menemukan ide tentang sistem kompresi data super ini, banyak pihak yang meragukannya. Ia mengaku sempat mencoba mengajukan idenya ke berbagai lembaga di Indonesia—baik swasta maupun pemerintah—namun seringkali ditolak dengan alasan "terlalu mustahil" atau "tidak masuk akal". Bahkan beberapa ahli menyarankan agar ia fokus pada hal lain yang lebih realistis.

Namun, Christopher tak menyerah. Ia terus menyempurnakan algoritmanya sendiri. Ia bekerja siang dan malam, meneliti berbagai pendekatan matematika, teori informasi, hingga mempelajari model kompresi terbaik yang sudah ada seperti ZIP, RAR, hingga algoritma berbasis AI.

Terobosan Teknologi: Kompresi Tanpa Hilang Kualitas

Hingga akhirnya, titik terang muncul. Christopher berhasil menyusun sebuah algoritma kompresi data yang disebutnya sebagai "Farel Encoding", sebuah gabungan dari pemrograman tingkat rendah dan pemrosesan berbasis AI. Algoritma ini mampu membaca pola data secara kompleks dan melakukan prediksi efisien untuk mengurangi ukuran file tanpa kehilangan satu bit pun dari kualitas aslinya.

Sebagai uji coba, ia mengambil sebuah file video berukuran 16 GB—yang biasanya berdurasi lebih dari 3 jam dengan kualitas 4K. Setelah dikompresi dengan sistem buatannya, file tersebut berubah menjadi hanya 16 MB, tapi tetap bisa diputar ulang dalam kualitas dan durasi yang identik dengan versi aslinya.

Banyak orang tak percaya—hingga ia membuktikannya di depan komunitas IT internasional lewat sebuah forum daring. Tak butuh waktu lama, namanya pun viral.

Ketertarikan Google: Tawaran Tak Terduga

Salah satu hal paling membanggakan dari perjalanan Christopher adalah saat Google, raksasa teknologi dunia, mengetahui prestasinya. Perusahaan yang dikenal sangat selektif terhadap inovator muda ini kemudian mengundang Christopher secara langsung untuk datang ke kantor pusat mereka di Mountain View, California.

Dalam presentasinya di hadapan tim insinyur Google, Christopher menjelaskan prinsip kerja algoritma kompresinya. Para ahli di sana dibuat terkesima. Mereka menyebut sistem ini berpotensi menjadi teknologi masa depan, terutama untuk efisiensi penyimpanan cloud, transfer data, hingga pengembangan sistem internet di daerah dengan jaringan terbatas.

Tanpa pikir panjang, Google langsung menawarkan kolaborasi eksklusif. Kini, Christopher telah resmi menjadi bagian dari tim riset khusus Google dalam proyek pengembangan sistem kompresi global.

Kebanggaan untuk Indonesia

Kisah Christopher Farel menjadi bukti nyata bahwa anak muda Indonesia mampu bersaing di panggung dunia, bahkan dalam bidang teknologi yang begitu kompetitif. Keberhasilannya juga menjadi pengingat bahwa potensi anak bangsa sering kali terkubur hanya karena minimnya dukungan atau terlalu cepat dinilai sebelah mata.

"Saya tidak ingin dianggap jenius," kata Christopher dalam salah satu wawancara daringnya. "Saya hanya ingin membuktikan bahwa anak Indonesia juga bisa menciptakan teknologi kelas dunia, asal diberi kesempatan dan kepercayaan."

Ia pun berencana untuk membagikan ilmunya kepada anak-anak muda lain di Indonesia lewat seminar daring, pelatihan coding, dan proyek open-source yang bisa diakses secara gratis. Baginya, teknologi bukan untuk disimpan, tapi untuk dibagikan agar lebih banyak inovator lahir dari negeri ini.

Sebuah Harapan Baru

Di tengah berita-berita negatif dan tantangan yang dihadapi bangsa ini, kisah Christopher Farel hadir sebagai inspirasi yang menyegarkan. Ia adalah simbol dari harapan, semangat pantang menyerah, dan bukti bahwa kerja keras dan kepercayaan pada mimpi mampu membuka pintu-pintu yang luar biasa.

Kini, dunia mengenal Christopher bukan hanya sebagai bocah jenius dari Indonesia, tapi juga sebagai penemu muda yang mengubah cara dunia menyimpan dan mengelola data. Kita hanya bisa menunggu—dengan bangga—apa lagi inovasi luar biasa yang akan ia ciptakan di masa depan.

Baca juga artikel lainnya :

bocah-14-tahun-asal-india-ciptakan-aplikasi-ai-yang-bisa-deteksi-penyakit-jantung-dalam-7-detik