Waduk Jatigede: Bendungan Terbesar Kedua di Indonesia yang Tenggelamkan 28 Desa di Sumedang

Di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, hamparan air seluas ribuan hektare kini mengisi lembah yang dulunya berupa kawasan pemukiman dan lahan pertanian.

Apr 6, 2025 - 13:07
 0  3
Waduk Jatigede: Bendungan Terbesar Kedua di Indonesia yang Tenggelamkan 28 Desa di Sumedang
sumber foto : gg

Eksplora.id - Di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, hamparan air seluas ribuan hektare kini mengisi lembah yang dulunya berupa kawasan pemukiman dan lahan pertanian. Itulah Waduk Jatigede, bendungan terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur. Diresmikan pada tahun 2015, waduk ini bukan hanya sebuah proyek infrastruktur, melainkan juga simbol kemajuan, ketahanan air, dan masa depan pertanian Indonesia.

Dengan membendung aliran Sungai Cimanuk, Waduk Jatigede memiliki kapasitas tampung hingga 980 juta meter kubik air. Pembangunannya menelan biaya sekitar Rp 4,4 triliun dan membawa manfaat besar tidak hanya untuk Sumedang, tetapi juga untuk wilayah Pantura Jawa Barat secara luas.

Dari Rencana Kolonial ke Karya Anak Bangsa

Perjalanan pembangunan Waduk Jatigede telah dimulai sejak lebih dari seabad yang lalu. Pada masa Hindia Belanda, tahun 1917, para insinyur kolonial telah merancang sebuah bendungan besar di Sungai Cimanuk untuk mendukung pertanian di kawasan utara Jawa. Namun, rencana itu tertunda karena perang dunia dan perubahan politik.

Baru pada awal 2000-an, proyek ini kembali digulirkan secara serius oleh pemerintah Indonesia. Setelah proses panjang pembebasan lahan dan perencanaan teknis, pembangunan waduk dimulai pada tahun 2008 dan akhirnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 31 Agustus 2015.

Pembangunan ini menjadi salah satu pencapaian strategis nasional, menyatukan semangat perencanaan jangka panjang dan tekad untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Manfaat Strategis Waduk Jatigede

Waduk Jatigede bukan sekadar bendungan raksasa. Ia memainkan peran kunci dalam pengelolaan air dan pembangunan berkelanjutan di Jawa Barat. Manfaat utamanya antara lain:

  • Irigasi untuk 90.000 hektare lahan pertanian di Indramayu, Majalengka, Cirebon, hingga Subang, yang menjadi lumbung padi nasional.

  • Cadangan air saat musim kemarau, menjaga stabilitas produksi pertanian dan pasokan air bersih.

  • Pengendalian banjir di wilayah hilir Sungai Cimanuk yang selama ini rawan bencana saat musim hujan.

  • Potensi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang ramah lingkungan.

  • Peluang besar untuk wisata air, pelestarian alam, dan ekonomi kreatif masyarakat sekitar.

Dengan seluruh potensi tersebut, Waduk Jatigede menjadi aset nasional yang mendukung ketahanan pangan, energi, dan lingkungan.

Pengorbanan untuk Kemajuan

Pembangunan waduk ini melibatkan relokasi 28 desa yang berada di wilayah genangan. Langkah ini bukan keputusan mudah, tetapi diambil dengan pertimbangan matang demi kebermanfaatan jangka panjang yang menyentuh kehidupan jutaan orang.

Pemerintah melakukan relokasi warga ke wilayah yang telah disiapkan, dengan skema ganti rugi, pembangunan fasilitas umum baru, serta program pemberdayaan masyarakat. Kini, kawasan sekitar waduk terus berkembang dengan sentuhan program-program pembangunan desa, pertanian terpadu, pelatihan usaha, dan pariwisata lokal.

Menjadi Destinasi Wisata dan Edukasi

Seiring berjalannya waktu, Waduk Jatigede tak hanya menjadi sumber kehidupan, tetapi juga destinasi wisata. Lanskapnya yang indah, udara sejuk, serta potensi wisata air menjadikan tempat ini mulai ramai dikunjungi wisatawan. Pemerintah daerah pun mulai mengembangkan kawasan sekitar sebagai zona pariwisata terpadu dengan konsep ekowisata, edukasi, dan pelestarian budaya lokal.

Membangun Masa Depan, Mengalirkan Harapan

Waduk Jatigede adalah cermin dari upaya panjang membangun masa depan Indonesia. Dari rencana yang lahir di zaman kolonial, kini menjadi infrastruktur modern yang menopang kebutuhan air, energi, dan pangan masyarakat luas. Pembangunan ini menunjukkan bahwa keberanian mengambil langkah besar hari ini akan membawa manfaat yang lebih besar di masa depan.

Dengan semangat gotong royong, visi berkelanjutan, dan dukungan seluruh elemen bangsa, Waduk Jatigede akan terus menjadi sumber kehidupan — mengalirkan harapan bagi generasi kini dan mendatang.

Baca juga artikel lainnya :

kisah inspiratif suhaya kakek 70 tahun dari sumedang yang sukses menjadi eksportir