Jumlah Sekolah yang Tutup di Korea Selatan Meningkat pada 2025

Korea Selatan menghadapi tantangan besar dalam sektor pendidikan akibat penurunan populasi usia sekolah.

Apr 15, 2025 - 23:46
 0  2
Jumlah Sekolah yang Tutup di Korea Selatan Meningkat pada 2025

Eksplora.id - Korea Selatan menghadapi tantangan besar dalam sektor pendidikan akibat penurunan populasi usia sekolah. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Pendidikan Korea Selatan, sebanyak 49 sekolah di 17 kota dan provinsi dijadwalkan akan ditutup pada tahun 2025. Angka ini meningkat tajam dibandingkan 22 sekolah yang ditutup pada 2023 dan 33 sekolah pada 2024, sebagaimana dilaporkan oleh The Straits Times.

Sekolah di Daerah Pedesaan Paling Banyak Ditutup

Penutupan sekolah ini didominasi oleh wilayah pedesaan, dengan 88% sekolah yang tutup berada di luar kota-kota besar. Fenomena ini mempertegas ketimpangan antara wilayah metropolitan dan daerah rural, serta menyoroti isu kesenjangan akses pendidikan.

Meski Seoul sebagai ibu kota negara tidak mengalami penutupan sekolah, Provinsi Gyeonggi yang berada di sekitarnya mencatat enam sekolah akan tutup. Sementara itu, beberapa provinsi mengalami dampak lebih besar:

  • Jeolla Selatan: 10 sekolah tutup

  • Chungcheong Selatan: 9 sekolah tutup

  • Jeolla Utara: 8 sekolah tutup

  • Gangwon: 7 sekolah tutup

Sekolah Dasar Paling Terdampak

Dari 49 sekolah yang akan ditutup, 38 di antaranya merupakan sekolah dasar. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan jumlah siswa paling signifikan terjadi pada jenjang pendidikan paling awal. Banyak sekolah dasar di wilayah pedesaan kini kesulitan mendapatkan murid baru.

Menurut laporan, puluhan sekolah dasar tidak memiliki siswa kelas satu yang mendaftar untuk tahun ajaran baru pada Maret 2025:

  • Gyeongsang Utara: 42 sekolah tanpa murid baru

  • Jeolla Selatan: 32 sekolah

  • Jeolla Utara: 25 sekolah

  • Gangwon: 21 sekolah

Kondisi ini mengkhawatirkan karena menunjukkan minimnya regenerasi penduduk usia sekolah di daerah-daerah tersebut.

Ketimpangan Antara Kota dan Desa Semakin Lebar

Penutupan sekolah ini memperlihatkan semakin lebarnya jurang antara kota besar dan daerah pedesaan dalam hal akses dan kualitas pendidikan. Di satu sisi, kota-kota besar seperti Seoul dan Busan masih mempertahankan infrastruktur pendidikan yang stabil. Di sisi lain, sekolah-sekolah di desa menghadapi ancaman eksistensi akibat rendahnya jumlah siswa.

Masalah ini tidak hanya berdampak pada dunia pendidikan, tetapi juga memperkuat urbanisasi, karena banyak keluarga akhirnya memilih pindah ke kota agar anak-anak mereka bisa mendapat pendidikan yang layak.

Tantangan Serius Akibat Krisis Demografi

Korea Selatan saat ini menjadi salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia. Dampaknya mulai terasa pada sektor pendidikan, terutama di wilayah yang mengalami penyusutan populasi secara drastis.

Para ahli menilai, penutupan sekolah ini merupakan peringatan awal dari krisis demografi yang lebih besar. Tanpa upaya konkret, sistem pendidikan di daerah bisa lumpuh secara perlahan karena tidak ada lagi generasi muda yang datang.

Upaya Pemerintah dan Jalan ke Depan

Pemerintah Korea Selatan dan otoritas lokal telah mencoba berbagai pendekatan, seperti:

  • Penggabungan sekolah (school merger)

  • Program insentif untuk keluarga muda pindah ke pedesaan

  • Peningkatan fasilitas pendidikan di desa

Namun, keberhasilan program ini masih sangat terbatas. Banyak wilayah pedesaan masih kesulitan menarik penduduk baru karena kurangnya lapangan kerja, infrastruktur, dan layanan publik.

Penutupan 49 sekolah di Korea Selatan pada 2025 menjadi cermin nyata krisis demografi dan ketimpangan wilayah. Sekolah dasar di daerah pedesaan menjadi yang paling terdampak, dengan banyak yang tidak memiliki murid baru. Jika tren ini terus berlanjut, akses pendidikan di luar kota besar akan semakin sulit, dan generasi muda di desa akan kehilangan kesempatan untuk berkembang.

Masalah ini membutuhkan solusi jangka panjang yang melibatkan lintas sektor, termasuk pendidikan, ekonomi, dan pembangunan wilayah. Tanpa perubahan kebijakan yang menyeluruh, penutupan sekolah hanya akan menjadi permulaan dari krisis yang lebih dalam.

Baca juga artikel lainnya :

pemerintah korea gratiskan kuliah di 45 kampus terbaik untuk warga indonesia