10 Kesalahan Umum UMKM dalam Mengelola Keuangan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun, banyak pelaku UMKM masih menghadapi tantangan besar dalam hal pengelolaan keuangan.

Apr 6, 2025 - 22:09
 0  3
10 Kesalahan Umum UMKM dalam Mengelola Keuangan
sumber foto : pixabay

Eksplora.id - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun, banyak pelaku UMKM masih menghadapi tantangan besar dalam hal pengelolaan keuangan. Manajemen keuangan yang buruk bisa membuat usaha sulit berkembang, bahkan berisiko gulung tikar. Berikut ini adalah 10 kesalahan umum UMKM dalam mengelola keuangan yang perlu dihindari:

1. Mencampur Keuangan Pribadi dan Usaha

Ini adalah kesalahan paling umum. Tanpa pemisahan yang jelas antara keuangan pribadi dan usaha, pelaku UMKM sulit mengetahui apakah usahanya benar-benar untung atau rugi. Gunakan rekening bank terpisah dan catat setiap transaksi secara rinci.

2. Tidak Membuat Pencatatan Keuangan

Banyak UMKM hanya mengandalkan ingatan atau pencatatan seadanya. Padahal pencatatan keuangan sangat penting untuk mengevaluasi kinerja usaha. Tanpa pencatatan, pengambilan keputusan menjadi tidak akurat dan berisiko besar.

3. Tidak Memiliki Anggaran (Budgeting)

Tanpa anggaran, UMKM cenderung mengeluarkan uang tanpa perencanaan. Budgeting membantu pelaku usaha merinci pemasukan dan pengeluaran, serta menyiapkan dana cadangan untuk kebutuhan tak terduga.

4. Mengabaikan Laporan Keuangan

Laporan seperti neraca, laporan laba rugi, dan arus kas sering diabaikan oleh pelaku UMKM. Padahal laporan-laporan ini penting untuk menilai kesehatan keuangan usaha dan menentukan strategi ke depan.

5. Pengelolaan Utang yang Buruk

Utang bisa menjadi alat bantu untuk pengembangan usaha, namun jika tidak dikelola dengan bijak, bisa menjadi beban. Kesalahan umum termasuk mengambil pinjaman tanpa rencana, bunga tinggi, atau gagal membayar tepat waktu.

6. Tidak Menyisihkan Dana Darurat

UMKM seringkali tidak memiliki dana darurat. Saat ada penurunan penjualan atau kebutuhan mendadak, mereka terpaksa mencari pinjaman secara tergesa-gesa. Dana darurat sebaiknya disisihkan sejak awal sebagai antisipasi risiko.

7. Kurangnya Kontrol Kas Harian

Arus kas (cash flow) yang sehat adalah jantung usaha. UMKM sering gagal mengontrol keluar-masuk uang tunai harian, sehingga tidak menyadari kebocoran kecil yang bisa berdampak besar dalam jangka panjang.

8. Investasi Tidak Tepat Guna

Seringkali pelaku UMKM menggunakan uang usaha untuk membeli alat atau fasilitas yang tidak dibutuhkan dalam waktu dekat, hanya karena tergoda diskon atau tren. Investasi harus berdasarkan kebutuhan nyata dan perhitungan matang.

9. Mengandalkan Satu Sumber Pendapatan

Banyak UMKM hanya bergantung pada satu jenis produk atau pelanggan. Ini berbahaya jika terjadi gangguan. Diversifikasi pendapatan bisa menjadi solusi agar usaha tetap stabil.

10. Tidak Mencari Bantuan Profesional

Banyak pelaku UMKM enggan menggunakan jasa akuntan, konsultan, atau pelatihan keuangan karena merasa mahal. Padahal, dengan bimbingan profesional, pengelolaan keuangan bisa jauh lebih baik dan terukur.


Mengelola keuangan dengan baik bukan hanya soal pencatatan, tetapi juga tentang kebiasaan, disiplin, dan strategi jangka panjang. Dengan menghindari 10 kesalahan di atas, UMKM bisa tumbuh lebih sehat, berdaya saing, dan tahan banting dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi.

Baca juga artikel lainnya :

tips pengelolaan keuangan efektif untuk bisnis umkm agar tetap sehat