Culture Shock di Arab Saudi: TK Masuk Jam 8 Malam saat Ramadan, Ini Alasannya

Tinggal di luar negeri memang penuh kejutan, apalagi jika harus menetap di negara dengan budaya dan sistem kehidupan yang jauh berbeda dari tanah air.

Apr 6, 2025 - 12:52
 0  4
Culture Shock di Arab Saudi: TK Masuk Jam 8 Malam saat Ramadan, Ini Alasannya
Sumber foto : Istock

Eksplora.id - Tinggal di luar negeri memang penuh kejutan, apalagi jika harus menetap di negara dengan budaya dan sistem kehidupan yang jauh berbeda dari tanah air. Salah satu pengalaman unik sekaligus mengejutkan yang dirasakan oleh para pendatang di Arab Saudi adalah sistem pendidikan selama bulan suci Ramadan. Bayangkan saja, anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK) di sana masuk sekolah jam 8 malam dan pulang pukul 11 malam!

Jadwal yang Terbalik Saat Ramadan

Bagi banyak orang Indonesia, Ramadan identik dengan suasana religi, aktivitas malam yang meningkat, dan penyesuaian jadwal kerja. Namun, tak banyak yang menyangka bahwa di Arab Saudi, penyesuaian jadwal ini juga merambah ke dunia pendidikan, bahkan untuk anak-anak usia dini.

Jika biasanya sekolah TK dimulai pagi hari, maka selama Ramadan di beberapa wilayah Arab Saudi, justru jadwalnya bergeser ke malam hari. Anak-anak diminta hadir di sekolah sekitar pukul 8 malam dan mengikuti kegiatan belajar hingga pukul 11 malam. Hal ini tentunya menjadi culture shock bagi para orang tua pendatang yang belum terbiasa dengan ritme kehidupan malam di bulan Ramadan di tanah Arab.

Mengapa Bisa Begitu?

Penyesuaian jadwal ini sebenarnya berakar dari budaya dan iklim Arab Saudi. Saat Ramadan, mayoritas masyarakat menjalankan aktivitas utama mereka setelah berbuka puasa. Malam hari justru menjadi waktu paling produktif. Suasana kota baru benar-benar hidup setelah maghrib, mulai dari pusat perbelanjaan, tempat makan, hingga kegiatan sosial dan keagamaan. Maka tak heran, sistem pendidikan pun menyesuaikan agar anak-anak tetap bisa belajar tanpa harus kelelahan menahan lapar dan haus di siang hari.

Pihak sekolah juga mempertimbangkan kenyamanan fisik anak. Dengan suhu siang hari yang ekstrem dan anak-anak yang sedang berpuasa (atau setidaknya mengikuti ritme puasa orang tuanya), belajar di malam hari dianggap lebih manusiawi dan efektif.

Tantangan Bagi Pendatang

Bagi orang tua yang baru datang dari Indonesia atau negara lain dengan sistem pendidikan konvensional, perubahan ini tentu memerlukan adaptasi besar. Anak-anak perlu menyesuaikan pola tidur, begitu pula orang tua yang harus mengantar jemput di waktu yang tidak biasa. Tak sedikit yang merasa kewalahan di awal, namun seiring waktu, kebanyakan mampu beradaptasi.

Sebuah Pembelajaran Budaya

Pengalaman ini pada akhirnya menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya memahami dan menghargai budaya lokal. Meski berbeda dan awalnya terasa aneh, penyesuaian ini mencerminkan upaya untuk menciptakan kenyamanan bagi semua pihak selama menjalani ibadah puasa.

Bagi yang sedang atau akan tinggal di Arab Saudi, terutama saat Ramadan, bersiaplah menghadapi dunia yang "terbalik" — malam jadi siang, dan siang menjadi waktu istirahat. Ini bukan hanya soal jam belajar, tapi juga bagian dari kekayaan budaya yang memperkaya pengalaman hidup.

Baca juga artikel lainnya :

areika kudapan tradisional arab dari tepung kurma dan ghee