Terubuk dan Sayur Besan: Simbol Kemuliaan, Persatuan, dan Tradisi Betawi

Terubuk atau tebu telur menjadi bahan utama Sayur Besan, masakan khas Betawi yang sarat makna filosofi, sejarah tebu, dan tradisi penghormatan keluarga, serta telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

Dec 30, 2025 - 00:52
 0  1
Terubuk dan Sayur Besan: Simbol Kemuliaan, Persatuan, dan Tradisi Betawi
sumber foto : gg

Eksplora.id - Terubuk, yang juga dikenal dengan nama tebu telur atau sayur lilin, merupakan tanaman unik yang bentuknya menyerupai tebu. Bagian yang dimanfaatkan adalah pucuk bunganya, yang memiliki tekstur lembut dan cita rasa khas. Dalam khazanah kuliner Nusantara, terubuk bukan sekadar bahan pangan, melainkan bagian penting dari tradisi dan simbol budaya masyarakat Betawi.

Di masa lalu, wilayah Tangerang dan Jakarta dikenal memiliki perkebunan tebu yang melimpah. Dari lingkungan agraris inilah lahir berbagai olahan berbahan dasar tebu, salah satunya adalah pemanfaatan bunga tebu atau terubuk sebagai bahan utama dalam hidangan istimewa bernama Sayur Besan.

Sayur Besan, Hidangan Sakral dalam Budaya Betawi

Sayur Besan bukanlah masakan sehari-hari. Hidangan ini secara khusus disajikan dalam prosesi adat pernikahan Betawi, tepatnya saat penyambutan keluarga mempelai pria oleh keluarga mempelai perempuan. Karena perannya yang sakral, Sayur Besan dipandang sebagai simbol penghormatan tertinggi kepada pihak besan.

Penggunaan terubuk dalam hidangan ini memiliki makna filosofis yang dalam. Tekstur terubuk yang tersusun dari butiran-butiran halus yang menyatu melambangkan harapan agar dua keluarga besar dapat hidup rukun, saling mendukung, dan menyatu dalam ikatan kekeluargaan yang harmonis.

Sementara itu, kuah santan berwarna kuning keemasan yang menjadi ciri khas Sayur Besan melambangkan kemuliaan, kesejahteraan, dan doa akan kemakmuran bagi pasangan pengantin yang memulai kehidupan baru.

Nilai Filosofis di Balik Rasa

Keistimewaan Sayur Besan tidak hanya terletak pada rasanya yang gurih dan lembut, tetapi juga pada pesan budaya yang dikandungnya. Dalam tradisi Betawi, makanan bukan sekadar pemenuh kebutuhan jasmani, melainkan juga medium untuk menyampaikan nilai-nilai luhur, etika sosial, dan harapan hidup.

Melalui semangkuk Sayur Besan, masyarakat Betawi mengajarkan bahwa pernikahan bukan hanya menyatukan dua individu, tetapi juga dua keluarga besar yang harus dijaga keharmonisannya dengan penuh rasa hormat.

Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Berkat nilai sejarah, filosofi, dan perannya yang krusial dalam mempererat tali persaudaraan antarbesan, Sayur Besan resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2014. Penetapan ini menjadi pengakuan atas kekayaan budaya Betawi sekaligus upaya pelestarian tradisi kuliner yang sarat makna.

Menghidupkan Tradisi Lewat Kuliner

Di tengah perubahan zaman dan gaya hidup modern, keberadaan Sayur Besan menjadi pengingat bahwa tradisi dapat tetap hidup melalui kuliner. Gurihnya santan dan lembutnya terubuk tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga membawa cerita tentang cara orang Betawi memuliakan ikatan, menghormati keluarga, dan menjaga persatuan.

Menghidupkan kembali tradisi lewat semangkuk Sayur Besan berarti merawat identitas budaya, agar nilai-nilai kebersamaan dan penghormatan tetap lestari dari generasi ke generasi.**DS

Baca juga artikel lainnya :

kisah-terciptanya-kolak-ayam-kuliner-unik-dari-gresik