Indonesia dan Inggris Jalin Kolaborasi Strategis Perkuat Keamanan Siber Nasional
Indonesia dan Inggris resmi bekerja sama memperkuat keamanan siber nasional pasca serangan PDNS 2024. Kolaborasi mencakup pelatihan SDM, transfer teknologi, dan penyusunan RUU keamanan digital.
Eksplora.id – Pemerintah Indonesia dan Inggris resmi membangun kemitraan strategis di bidang keamanan siber, menyusul meningkatnya ancaman digital yang kian kompleks. Kolaborasi ini menjadi langkah penting setelah serangan terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) pada tahun 2024 yang sempat melumpuhkan sejumlah layanan publik dan mengancam infrastruktur digital negara.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) menegaskan, kerja sama ini bukan sekadar bentuk diplomasi teknologi, tetapi bagian dari upaya menjaga kedaulatan digital dan stabilitas ekonomi nasional.
“Keamanan siber adalah fondasi dari kedaulatan digital. Tanpa sistem yang kuat, seluruh ekosistem ekonomi digital kita rentan terhadap gangguan,” ujarnya.
Belajar dari Krisis PDNS 2024
Serangan terhadap PDNS pada 2024 menjadi wake-up call terbesar dalam sejarah digital Indonesia. Ribuan sistem pemerintahan lumpuh, data sensitif sempat tak bisa diakses, dan publik menyadari bahwa serangan siber bisa menimbulkan dampak lebih parah daripada bencana fisik.
Bayangkan, data dari jutaan warga negara — mulai dari identitas, riwayat kesehatan, hingga transaksi ekonomi — menjadi incaran para peretas. Di era digital, data adalah aset paling berharga. Kalau dulu yang dicuri adalah uang atau barang, kini yang diburu adalah informasi.
Kondisi itu membuat pemerintah sadar bahwa keamanan siber tidak bisa ditangani secara parsial. Diperlukan ekosistem yang kuat: dari infrastruktur, sumber daya manusia, hingga regulasi hukum. Dan di sinilah kolaborasi dengan Inggris masuk sebagai langkah strategis.
Inggris, Mentor dengan Pengalaman Panjang
Inggris bukan pemain baru dalam urusan keamanan siber. Negara tersebut memiliki National Cyber Security Centre (NCSC) yang menjadi model penanganan ancaman digital modern. Dengan pengalaman dalam mengelola serangan tingkat tinggi dan melindungi infrastruktur vital, Inggris dinilai sebagai mitra ideal bagi Indonesia.
Lewat kerja sama ini, kedua negara akan fokus pada tiga bidang utama:
-
Pertukaran pengetahuan mengenai sistem keamanan digital tingkat nasional.
-
Pengembangan kapasitas SDM, termasuk pelatihan untuk teknisi dan analis siber Indonesia.
-
Transfer teknologi keamanan, agar Indonesia dapat memperkuat infrastruktur digitalnya secara mandiri dalam jangka panjang.
Langkah ini bukan hanya tentang belajar, tapi juga tentang membangun kepercayaan dan interoperabilitas antarnegara dalam menghadapi ancaman siber lintas batas.
Menuju Ekosistem Siber yang Tangguh
Sebagai bagian dari inisiatif ini, pemerintah juga tengah menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) Keamanan dan Ketahanan Siber. Aturan ini akan memastikan bahwa semua infrastruktur digital nasional — baik milik pemerintah maupun sektor swasta — memenuhi standar proteksi minimum.
Regulasi tersebut diharapkan menjadi payung hukum untuk mengatur respon cepat terhadap insiden siber, serta memperkuat koordinasi antar lembaga seperti BSSN, Kominfo, dan aparat keamanan.
Wamen Komdigi juga menekankan pentingnya membangun budaya sadar keamanan digital di masyarakat. Karena pada akhirnya, sistem secanggih apa pun bisa gagal kalau penggunanya tidak berhati-hati terhadap phishing, kebocoran data, atau malware.
Dari AI hingga Ekonomi Digital: Antara Peluang dan Ancaman
Di sisi lain, teknologi baru seperti Artificial Intelligence (AI) kini jadi pedang bermata dua. AI bisa membantu mendeteksi serangan siber lebih cepat, tetapi juga bisa dimanfaatkan penjahat siber untuk menciptakan serangan yang lebih canggih dan sulit dilacak.
Dengan nilai ekonomi digital Indonesia yang sudah mencapai triliunan rupiah, ancaman terhadap sistem perbankan, e-commerce, dan layanan publik tidak bisa dianggap enteng. Serangan yang melumpuhkan sistem pembayaran digital saja bisa berdampak domino ke seluruh sektor ekonomi.
Karena itu, kolaborasi dengan Inggris bukan soal gengsi atau diplomasi belaka. Ini adalah langkah realistis untuk bertahan di era digital, di mana serangan bisa datang dari mana saja dan kapan saja.
Sebuah Langkah Menuju Kedaulatan Digital
Ke depan, kolaborasi ini diharapkan bisa mempercepat transformasi keamanan siber Indonesia menuju standar global. Dengan sumber daya manusia yang terlatih, teknologi yang kuat, dan regulasi yang jelas, Indonesia dapat melindungi aset digitalnya — dan pada akhirnya, melindungi rakyatnya.
Keamanan siber bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan fundamental bagi negara yang ekonominya bertumpu pada digitalisasi. Dan kerja sama ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya siap belajar, tetapi juga siap berdiri sejajar dalam arena global keamanan digital.***
Baca juga artikel lainnya :
qris-dan-revolusi-ekonomi-digital-indonesia-dari-warung-ke-dunia

