Presiden Prabowo Subianto Putuskan Bahasa Portugis Akan Diajarkan di Sekolah

Presiden Prabowo Subianto menetapkan bahwa bahasa Portugis akan menjadi salah satu bahasa asing prioritas di sekolah Indonesia, sebagai bagian dari penguatan diplomasi dan kompetensi global. Pelajari alasan, respon, dan tantangannya.

Oct 26, 2025 - 22:31
 0  8
Presiden Prabowo Subianto Putuskan Bahasa Portugis Akan Diajarkan di Sekolah
Sumber foto : akubahasa.id

Eksplora.id - Langkah mengejutkan datang dari dunia pendidikan Indonesia. Presiden Prabowo Subianto secara resmi memutuskan bahwa bahasa Portugis akan menjadi salah satu mata pelajaran bahasa asing prioritas di sekolah-sekolah Indonesia.
Kebijakan ini diumumkan usai pertemuan kenegaraan dengan Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, di Jakarta. Keputusan tersebut menandai babak baru dalam diplomasi pendidikan Indonesia yang kini tak hanya berfokus pada bahasa-bahasa populer seperti Inggris, Jepang, atau Mandarin.

Saya sudah putuskan bahwa bahasa Portugis menjadi bahasa prioritas di pendidikan kita karena kita ingin hubungan ini lebih baik,” ujar Presiden Prabowo dalam keterangan resminya di Istana Negara.


Mengapa Bahasa Portugis?

Keputusan ini bukan tanpa alasan. Bahasa Portugis merupakan bahasa resmi di lebih dari 10 negara di dunia, termasuk Brasil, Portugal, Angola, Mozambik, dan Timor Leste.
Dengan total lebih dari 260 juta penutur, Portugis menjadi salah satu bahasa dengan jumlah pengguna terbesar di dunia.

Dari sisi geopolitik dan ekonomi, langkah ini dipandang strategis. Brasil adalah mitra penting Indonesia di kawasan Amerika Selatan, terutama dalam sektor pertanian, energi hijau, dan perdagangan bilateral.
Selain itu, Indonesia memiliki hubungan historis dengan negara berbahasa Portugis seperti Timor Leste — sehingga kebijakan ini juga dapat memperkuat kerja sama di bidang budaya dan pendidikan.

“Bahasa adalah jembatan diplomasi. Semakin banyak bahasa yang dikuasai generasi muda kita, semakin luas pula pengaruh Indonesia di dunia,” ujar analis pendidikan global, Dr. Rika Hapsari.


Peluang Besar bagi Generasi Muda

Penguasaan bahasa Portugis dinilai dapat membuka peluang karier dan pendidikan internasional.
Negara-negara lusofon (berbahasa Portugis) memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, terutama Brasil dan Angola, yang kini menjadi pemain penting dalam industri pertanian dan energi global.

Dengan belajar bahasa Portugis, siswa Indonesia berpeluang memperluas jaringan global mereka ke wilayah-wilayah yang selama ini kurang tersentuh oleh diplomasi pendidikan Indonesia.
Langkah ini juga selaras dengan visi pemerintah untuk mencetak generasi Indonesia yang berdaya saing global dan multibahasa.


Namun Tantangan Tidak Sedikit

Meski tampak menjanjikan, kebijakan ini juga menghadirkan sejumlah tantangan serius.
Salah satu masalah utama adalah ketersediaan tenaga pengajar. Saat ini, Indonesia belum memiliki cukup guru bahasa Portugis, baik di sekolah negeri maupun swasta.

Selain itu, belum ada modul dan standar kurikulum yang disesuaikan dengan konteks budaya dan kebutuhan lokal siswa Indonesia.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kini dituntut untuk menyiapkan segala keperluan itu dalam waktu singkat.

Dari sisi praktis, sejumlah kalangan juga mempertanyakan urgensi bahasa Portugis dibandingkan bahasa lain yang lebih banyak digunakan dalam dunia bisnis dan teknologi.
Namun pemerintah menegaskan, kebijakan ini bukan untuk menggantikan bahasa asing yang sudah ada, melainkan menambah alternatif dan memperluas wawasan global siswa.


Suara dari Sekolah dan Masyarakat

Respon masyarakat pun beragam.
Sebagian guru dan siswa menyambut baik inisiatif ini karena dianggap memperkaya kemampuan bahasa asing generasi muda.
Namun sebagian lainnya merasa ragu karena khawatir beban kurikulum menjadi semakin berat.

“Menarik sih, tapi kami masih belum tahu bagaimana penerapannya. Apakah semua sekolah wajib? Siapa yang akan mengajar?” ungkap Rani, guru SMA di Jakarta.

Kemendikbudristek sendiri menyatakan akan melakukan uji coba terbatas di sekolah-sekolah unggulan dan menyiapkan kerja sama dengan lembaga bahasa asing serta kedutaan Brasil dan Portugal untuk mendukung pelatihan guru.


Langkah Menuju Masa Depan Pendidikan Global

Kebijakan Presiden Prabowo Subianto ini menjadi sinyal bahwa pemerintah Indonesia mulai berpikir lebih luas dalam membangun diplomasi pendidikan.
Jika berhasil diimplementasikan dengan baik, Indonesia berpotensi menjadi pusat pembelajaran bahasa Portugis di Asia Tenggara — sekaligus memperkuat peran bangsa di kancah global.

Namun, keberhasilan kebijakan ini tidak akan datang dengan mudah. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan lembaga pendidikan asing untuk memastikan program berjalan efektif dan berkelanjutan.


Bahasa Portugis di sekolah bukan sekadar pelajaran baru — tapi simbol dari visi besar: menjadikan pendidikan Indonesia lebih terbuka, inklusif, dan mendunia.
Langkah Presiden Prabowo ini menunjukkan keberanian untuk berpikir di luar kebiasaan, meski dihadapkan pada tantangan besar.
Seperti kata pepatah Portugis: “Quem não arrisca, não petisca” — siapa yang tidak berani mencoba, tidak akan pernah berhasil.***

Baca juga artikel lainnya :

pasar-buah-kawasan-pos-paltuding-kawah-ijen-dipenuhi-pedagang-fasih-berbahasa-mandarin