Pemerintah Luncurkan Program Pelatihan Gig Economy untuk Gen Z, Siapkan Akses KUR hingga Rp10 Triliun
Pemerintah meluncurkan program pelatihan gig economy untuk Gen Z sebagai stimulus ekonomi 17-8-45. Didukung KUR hingga Rp10 triliun, fokus pada ekonomi kreatif, AI, dan IoT.
Eksplora.id - Pemerintah resmi meluncurkan program pelatihan Gig Economy yang menyasar generasi muda, khususnya Gen Z, sebagai bagian dari paket stimulus ekonomi 17-8-45. Program ini dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui penguatan sumber daya manusia digital sekaligus melahirkan pelaku usaha produktif berbasis teknologi.
Gig economy sendiri merujuk pada pola kerja fleksibel berbasis proyek yang memanfaatkan platform digital. Model ini dinilai semakin relevan di tengah perubahan struktur ketenagakerjaan global, di mana pekerjaan tidak lagi bergantung pada sistem kerja konvensional, melainkan pada keahlian, kreativitas, dan pemanfaatan teknologi.
Fokus pada Ekonomi Kreatif, AI, dan IoT
Program pelatihan gig economy ini mencakup berbagai sektor strategis, mulai dari ekonomi kreatif, layanan berbasis aplikasi, hingga teknologi masa depan seperti Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT). Peserta pelatihan akan dibekali keterampilan teknis dan nonteknis agar mampu bersaing di pasar kerja digital, baik sebagai freelancer, startup founder, maupun mitra platform teknologi.
Pemerintah menilai Gen Z memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi digital karena adaptif terhadap teknologi dan terbiasa dengan ekosistem digital. Dengan pelatihan yang terstruktur, diharapkan generasi muda tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta nilai tambah dan solusi berbasis inovasi.
Didukung Pembiayaan KUR hingga Rp10 Triliun
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa hasil dari program pelatihan gig economy ini berpeluang besar mendapatkan dukungan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pemerintah menyiapkan alokasi KUR hingga Rp10 triliun untuk mendukung proyek-proyek digital yang lahir dari program tersebut.
Plafon pembiayaan awal disiapkan hingga Rp500 juta per proyek, dan dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan serta kelayakan usaha. Skema ini diharapkan mampu menjembatani tantangan klasik pelaku usaha digital pemula, yakni keterbatasan modal untuk mengembangkan ide menjadi bisnis yang berkelanjutan.
Airlangga menegaskan bahwa dukungan pembiayaan ini merupakan bentuk keberpihakan pemerintah agar pelaku gig economy tidak berhenti pada tahap pelatihan, melainkan benar-benar masuk ke fase produksi dan ekspansi usaha.
AI Open Innovation Challenge Jadi Wadah Inovasi Anak Muda
Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan sektor kecerdasan buatan di Indonesia, pemerintah juga meluncurkan AI Open Innovation Challenge atau hackathon nasional. Program ini ditujukan untuk menjaring ide-ide inovatif dari talenta muda di bidang AI yang dapat diaplikasikan pada sektor industri, layanan publik, hingga ekonomi kreatif.
Hackathon ini diharapkan menjadi ruang kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pelaku industri, dan komunitas teknologi. Selain mendorong inovasi, ajang ini juga membuka peluang komersialisasi teknologi AI karya anak bangsa agar mampu bersaing di tingkat regional dan global.
Digelar di 15 Daerah, Jakarta Jadi Pilot Project
Program pelatihan gig economy akan digelar di 15 daerah di Indonesia, dengan Jakarta ditetapkan sebagai pilot project. Pelaksanaan di ibu kota akan dipusatkan di Jakarta Creative Hub, yang selama ini dikenal sebagai pusat pengembangan talenta kreatif dan digital.
Melalui pendekatan berbasis wilayah, pemerintah berharap program ini dapat menjangkau potensi lokal di berbagai daerah, sekaligus mengurangi kesenjangan digital antarwilayah. Setiap daerah akan disesuaikan dengan potensi ekonomi dan kebutuhan industri setempat.
Libatkan Swasta dan Kawasan Industri
Untuk memperkuat ekosistem digital, pemerintah juga mendorong keterlibatan sektor swasta. Salah satu mitra yang dilibatkan adalah PT Jababeka Tbk, yang akan berperan dalam pengembangan ekosistem digital dan IoT di kawasan industri.
Kolaborasi ini dinilai penting agar hasil pelatihan memiliki jalur implementasi nyata di dunia industri. Dengan keterlibatan swasta, peserta pelatihan tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga akses pasar, mentoring, serta peluang kerja dan bisnis.
Strategi Jangka Panjang Hadapi Perubahan Dunia Kerja
Peluncuran program pelatihan gig economy ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam menghadapi perubahan dunia kerja yang semakin dinamis. Transformasi digital, otomatisasi, dan AI diprediksi akan mengubah banyak jenis pekerjaan, sekaligus menciptakan peluang baru bagi mereka yang memiliki keterampilan relevan.
Melalui kombinasi pelatihan, pembiayaan, dan kolaborasi lintas sektor, pemerintah berharap Gen Z Indonesia dapat menjadi pelaku utama dalam ekonomi digital, bukan sekadar penonton. Program ini juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas nasional, serta memperkuat daya saing ekonomi Indonesia di era digital. **
Baca juga artikel lainnya :

