Ekstrak Akar Dandelion Menunjukkan Potensi Membunuh 90% Sel Kanker Usus Besar

Penelitian terbaru menemukan bahwa ekstrak akar Dandelion (DRE) dapat menghancurkan hingga 90% sel kanker usus besar tanpa merusak sel sehat. Temuan ini membuka peluang uji preklinik dan klinik untuk pengobatan kanker berbasis tanaman.

Nov 2, 2025 - 16:01
 0  3
Ekstrak Akar Dandelion Menunjukkan Potensi Membunuh 90% Sel Kanker Usus Besar
sumber foto : pixabay

Eksplora.id - Dandelion, atau yang dikenal di Indonesia sebagai Bunga Sebul, ternyata memiliki potensi medis yang mengejutkan. Selain dikenal sebagai tanaman liar yang mudah ditemukan di taman atau pekarangan, akar Dandelion kini menjadi sorotan penelitian kanker. Ekstrak akar tanaman ini, yang disebut Dandelion Root Extract (DRE), menunjukkan kemampuan selektif membunuh sel kanker usus besar.


Penelitian Terbaru dan Hasil Mengejutkan

Sebuah studi laboratorium baru-baru ini mengungkap bahwa DRE mampu menghancurkan sekitar 90% sel kanker usus besar dalam waktu singkat, yaitu 48 jam. Hal yang menarik, ekstrak ini tidak merusak sel sehat, sehingga menimbulkan harapan untuk pengobatan kanker yang lebih aman dibanding terapi konvensional seperti kemoterapi atau radioterapi.

Dalam penelitian ini, sel kanker manusia diimplantasikan ke tikus, kemudian tikus tersebut diberikan ekstrak akar Dandelion. Hasilnya, sel kanker mengalami apoptosis, yaitu proses kematian sel terprogram yang normal terjadi pada sel sehat, namun biasanya tidak terjadi pada sel kanker. Proses apoptosis inilah yang membuat DRE efektif menghancurkan sel kanker tanpa efek samping pada jaringan normal.


Bagaimana DRE Bekerja?

Senyawa bioaktif dalam ekstrak akar Dandelion diyakini menjadi kunci selektivitas ini. Senyawa tersebut menargetkan mekanisme metabolisme dan sinyal sel kanker, sehingga memicu kematian sel secara spesifik. Para peneliti menekankan bahwa kemampuan DRE tidak mengganggu sel sehat, yang menjadi masalah utama pada terapi kanker modern.

Mekanisme ini menjadikan ekstrak akar Dandelion alternatif yang menjanjikan sebagai pengobatan berbasis alami. Walaupun masih dalam tahap penelitian awal, temuan ini memberikan dasar kuat untuk melanjutkan ke uji preklinik dan klinik.


Potensi untuk Terapi Masa Depan

Walaupun studi ini masih terbatas pada model hewan laboratorium, hasilnya membuka pintu besar bagi pengembangan obat kanker yang lebih aman dan alami. Jika penelitian lebih lanjut berhasil, ekstrak akar Dandelion bisa menjadi bagian dari strategi terapi kanker usus besar, baik sebagai pengobatan tunggal maupun kombinasi dengan obat konvensional.

Selain itu, tanaman Dandelion mudah ditemukan dan relatif murah, sehingga potensi pengembangan menjadi terjangkau untuk pasien di berbagai negara. Dengan penelitian lanjutan, DRE bisa menjadi terobosan penting dalam pengobatan kanker berbasis tanaman.


Langkah Selanjutnya dalam Penelitian

Para ilmuwan menegaskan bahwa meskipun temuan ini menjanjikan, uji klinik pada manusia masih diperlukan untuk memastikan keamanan, dosis efektif, dan potensi efek samping. Uji preklinik ini menjadi landasan penting sebelum ekstrak akar Dandelion bisa direkomendasikan sebagai pengobatan kanker secara luas.

Penelitian lanjutan kemungkinan akan fokus pada:

  1. Identifikasi senyawa bioaktif utama yang bertanggung jawab atas efek anti-kanker.

  2. Uji toksisitas jangka panjang untuk memastikan keamanan penggunaan pada manusia.

  3. Evaluasi efektivitas kombinasi DRE dengan terapi kanker konvensional untuk hasil yang lebih optimal.


Ekstrak akar Dandelion (DRE) menunjukkan potensi menjadi senjata baru melawan kanker usus besar, dengan kemampuan membunuh sel kanker hingga 90% tanpa merusak sel sehat. Temuan ini meski masih pada tahap laboratorium, memberikan harapan bagi pengembangan terapi kanker alami yang aman dan efektif.

Dengan langkah penelitian lanjutan, DRE bisa menjadi alternatif revolusioner dalam pengobatan kanker, memanfaatkan kekayaan alam sebagai solusi kesehatan global.***

Baca juga artikel lainnya :

nasi-panas-dan-ikan-asin-lezat-tapi-bisa-picu-kanker-nasofaring