70 Persen UMKM Lampung Sudah Go Digital, Tantangan Branding Masih Jadi PR
UMKM Lampung semakin melek digital, dengan 70 persen pelaku usaha sudah memanfaatkan platform daring. Meski demikian, branding, literasi digital, dan logistik masih menjadi tantangan utama. Pemerintah daerah mendorong masuknya UMKM ke e-Catalog dan perluasan penggunaan QRIS untuk memperkuat daya saing.

Eksplora.id, Bandar Lampung – Transformasi digital kini menjadi kunci keberlanjutan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Data Pemerintah Provinsi Lampung mencatat, sekitar 70 persen UMKM di daerah ini telah masuk ke ranah digital, baik melalui marketplace, media sosial, hingga penggunaan sistem pembayaran non-tunai seperti QRIS.
Langkah ini menjadi angin segar, mengingat UMKM menyumbang lebih dari 60 persen terhadap PDB daerah dan menyerap jutaan tenaga kerja di Lampung. Namun, di balik angka tersebut, tantangan digitalisasi masih membayangi.
Branding dan Literasi Digital Masih Lemah
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung menilai, sebagian besar UMKM baru sebatas “ikut jualan online” tanpa memahami strategi branding yang tepat.
“Banyak pelaku usaha sudah masuk marketplace, tetapi foto produk, deskripsi, dan layanan pelanggan masih jauh dari standar. Ini harus diperbaiki jika ingin bersaing di tingkat nasional bahkan internasional,” ujarnya.
Selain itu, literasi digital juga masih menjadi hambatan. Tak sedikit pelaku UMKM yang gagap teknologi, sehingga kesulitan memanfaatkan fitur promosi berbayar, algoritma media sosial, atau keamanan transaksi digital.
Pasar Luas, Logistik Jadi Kendala
Digitalisasi membuka peluang besar. Produk Lampung seperti kopi robusta, keripik pisang, dan kain tapis kini lebih mudah diakses konsumen luar daerah. Namun, biaya logistik dan kecepatan pengiriman masih menjadi momok.
“Pelanggan dari Jakarta atau Surabaya sering mengeluhkan ongkir lebih mahal dari harga produk. Inilah yang perlu mendapat perhatian pemerintah dan pihak ekspedisi,” kata Sinta, pelaku UMKM kuliner asal Bandar Lampung.
Pemerintah Dorong Akses e-Catalog dan QRIS
Pemprov Lampung mendorong UMKM untuk masuk ke e-Catalog nasional, sehingga bisa menjadi pemasok bagi belanja pemerintah daerah maupun pusat. Selain itu, penggunaan QRIS juga terus digencarkan agar transaksi lebih efisien dan transparan.
“Kami ingin pelaku UMKM tidak hanya berjualan di media sosial, tetapi juga bisa mengakses belanja pemerintah. Inilah peluang besar agar UMKM naik kelas,” ujar pejabat dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung.
Harapan UMKM Naik Kelas
Dengan 70 persen UMKM sudah terdigitalisasi, langkah selanjutnya adalah peningkatan kualitas konten digital, efisiensi distribusi, serta pendampingan berkelanjutan. Jika tantangan ini teratasi, Lampung berpotensi menjadi salah satu provinsi dengan UMKM digital paling maju di Sumatera.