Tagar #KaburAjaDulu Viral! Kepala Desa Ini Pilih Balik Jadi PMI di Jepang

Fenomena unik terjadi di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ketika seorang kepala desa mengundurkan diri demi kembali bekerja di Jepang sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Feb 28, 2025 - 08:30
 0  21
Tagar #KaburAjaDulu Viral! Kepala Desa Ini Pilih Balik Jadi PMI di Jepang
sumber foto : pixabay

Eksplora.id - Fenomena unik terjadi di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ketika seorang kepala desa mengundurkan diri demi kembali bekerja di Jepang sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). Keputusan ini menarik perhatian luas di media sosial. Tagar #KaburAjaDulu, yang sebelumnya sudah populer, semakin menguat dengan munculnya kisah kepala desa ini. Ribuan unggahan di Twitter dan TikTok membahas fenomena ini, bahkan beberapa media nasional turut menyoroti peristiwa tersebut.

Latar Belakang Keputusan Mundur

Peristiwa ini terjadi di Desa Sukamulya, Kecamatan Purwadadi, pada tahun 2024. Kepala Desa Sukamulya, Dodi Romdani, resmi mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir. Padahal, dengan adanya perpanjangan masa jabatan kepala desa dari enam tahun menjadi delapan tahun, ia masih memiliki sisa dua tahun lagi untuk mengabdi.

Namun, Dodi mengklarifikasi bahwa keputusan ini telah diambil jauh-jauh hari sebelum masa jabatannya habis. "Saya telah menjalankan tugas sebagai kepala desa selama enam tahun, sesuai SK Bupati Ciamis. Tambahan dua tahun itu tidak saya ambil, karena sejak jauh-jauh hari saya sudah merencanakan untuk kembali bekerja ke Jepang bersama rekan-rekan saya," jelasnya.

Alasan Kembali ke Jepang

Seorang pejabat terkait membenarkan pengunduran diri Dodi. “Iya benar, pada tahun 2024 kita memproses adanya satu kepala desa di Desa Sukamulya yang mengundurkan diri. Alasan kepala desa mengundurkan diri karena akan bekerja kembali di Jepang,” ungkapnya.

Dodi sebelumnya memang pernah bekerja di Jepang sebelum menjabat sebagai kepala desa. Keputusannya untuk kembali dipicu oleh tawaran kerja dari tempat lamanya, yang memanggilnya kembali karena meningkatnya kebutuhan tenaga kerja berpengalaman. Selain itu, ia mendapatkan penawaran gaji yang lebih tinggi dan fasilitas kerja yang lebih baik dibandingkan dengan jabatannya sebagai kepala desa.

Respons Masyarakat

Keputusan Dodi memicu berbagai tanggapan dari masyarakat. Sebagian menilai langkahnya sebagai pilihan realistis, mengingat prospek ekonomi sebagai PMI lebih menjanjikan dibandingkan dengan gaji kepala desa. Namun, ada juga yang mempertanyakan loyalitasnya terhadap warga yang telah memilihnya.

“Kami merasa kecewa karena beliau telah dipercaya untuk memimpin desa, tetapi memilih meninggalkan tanggung jawabnya,” ujar salah satu warga. Sementara itu, seorang pejabat setempat menambahkan, “Keputusan ini tentu mengejutkan, namun setiap orang memiliki hak untuk memilih jalan hidupnya.”

Dampak dan Refleksi

Fenomena ini mencerminkan tantangan besar dalam pemerintahan desa, terutama terkait kesejahteraan kepala desa dan daya tarik pekerjaan di luar negeri yang lebih menjanjikan. Peristiwa ini juga menyoroti kondisi ekonomi daerah, di mana banyak individu lebih memilih bekerja di luar negeri dibanding bertahan di tanah air.

Dengan viralnya tagar #KaburAjaDulu, kisah ini menjadi perbincangan luas dan menjadi refleksi bagi pemerintah. Kejadian ini menunjukkan pentingnya peninjauan kebijakan kesejahteraan perangkat desa serta upaya meningkatkan peluang kerja di dalam negeri, agar fenomena serupa tidak terus berulang di masa mendatang.

Baca juga artikel lainnya :

iyus pemuda indonesia pertama yang memegang lisensi sopir bus di jepang