Saung Musang Lampung: Ruang Belajar Konservasi dan Teknologi Tanaman untuk Mahasiswa Kehutanan

Rumah Konservasi Saung Musang Lampung kembali menjadi magnet edukatif bagi kalangan akademisi dan pecinta lingkungan.

Apr 13, 2025 - 23:17
 0  5
Saung Musang Lampung: Ruang Belajar Konservasi dan Teknologi Tanaman untuk Mahasiswa Kehutanan
Sumber foto : RRI

Eksplora.id - Rumah Konservasi Saung Musang Lampung kembali menjadi magnet edukatif bagi kalangan akademisi dan pecinta lingkungan. Kali ini, giliran mahasiswa dari Program Studi Kehutanan, Universitas Lampung (Unila), yang melakukan kunjungan edukatif ke lokasi tersebut, tepatnya di Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa, Bandarlampung. Kegiatan ini tidak hanya menambah wawasan tentang satwa konservasi, tetapi juga membuka cakrawala baru dalam teknologi pembiakan vegetatif tanaman.

Dengan latar belakang lingkungan yang asri dan dikelilingi berbagai jenis tanaman tropis, Saung Musang Lampung tak hanya dikenal sebagai tempat konservasi satwa, khususnya musang, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran lingkungan yang komprehensif. Kunjungan kali ini menjadi bukti bahwa saung ini terus berkontribusi aktif dalam membangun literasi ekologis masyarakat, khususnya generasi muda.

Pembelajaran Teknik Grafting dan Okulasi

Salah satu fokus kunjungan mahasiswa Kehutanan Unila adalah mempelajari teknik pembiakan vegetatif tanaman, terutama metode grafting (sambung) dan okulasi (penempelan tunas). Kegiatan ini bertujuan mengenalkan mahasiswa pada praktik langsung perbanyakan tanaman unggul, khususnya alpukat dan jeruk.

Menurut Nazwa Adelia Putri, salah satu peserta kunjungan, kegiatan ini memberikan pengalaman nyata yang sangat berguna. “Kami di sini banyak mempelajari cara menyambung bibit alpukat serta mengokulasi bibit jeruk. Teknik ini sangat penting dalam dunia perkebunan dan kehutanan untuk memperbanyak tanaman unggul,” ujarnya kepada RRI saat ditemui di lokasi.

Nazwa juga menambahkan bahwa kunjungan ini sangat membantu dalam memperkuat pemahaman teoritis yang diperoleh di bangku kuliah. “Ilmu yang didapatkan dari kunjungan ini bisa bermanfaat di masa depan, khususnya dalam praktik lapangan dan penerapan teknologi pembiakan vegetatif,” imbuhnya dengan penuh semangat.

Lingkungan Edukatif dan Ramah Mahasiswa

Saung Musang Lampung dikenal memiliki pendekatan edukatif yang menyenangkan. Alih-alih suasana formal, para mahasiswa disambut hangat oleh pengelola dan diajak belajar dalam bentuk praktik langsung. Mereka tidak hanya diajarkan teknik grafting dan okulasi secara teoritis, tetapi juga diberikan kesempatan untuk mencoba langsung menyambung tanaman dan melihat hasilnya.

Fasilitas saung yang sederhana namun memadai menjadikan kegiatan pembelajaran berlangsung efektif. Adanya berbagai jenis tanaman buah, seperti alpukat, jeruk, dan kelengkeng, menjadi bahan praktik yang relevan dan aplikatif. Tak hanya itu, lingkungan sekitar saung juga mendukung terciptanya suasana belajar yang natural dan inspiratif.

Kontribusi Saung Musang dalam Dunia Pendidikan

Kunjungan mahasiswa Unila menjadi satu dari sekian banyak kegiatan edukatif yang rutin diadakan di Saung Musang Lampung. Sebelumnya, berbagai sekolah dan komunitas lingkungan juga telah datang untuk belajar tentang konservasi satwa, tanaman, dan ekosistem.

Pihak pengelola saung menyambut baik kedatangan mahasiswa kehutanan ini. Mereka berharap kegiatan semacam ini bisa membentuk sinergi antara dunia pendidikan dan praktik lapangan, serta menumbuhkan semangat konservasi sejak dini.

“Saung ini memang kami dirikan sebagai ruang terbuka untuk belajar, terutama bagi anak-anak muda. Kami senang jika mahasiswa seperti dari Unila datang untuk belajar langsung, karena itu berarti misi kami tersampaikan,” ujar salah satu pengelola saung.

Harapan untuk Masa Depan

Melalui kunjungan ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya membawa pulang ilmu teknis, tetapi juga semangat untuk terus menjaga alam. Teknik pembiakan vegetatif seperti grafting dan okulasi bukan hanya tentang produktivitas pertanian, melainkan juga menyangkut pelestarian varietas unggul dan keberlanjutan ekosistem.

Dengan memahami bahwa konservasi tak melulu soal satwa liar, tetapi juga mencakup tanaman dan habitatnya, maka kegiatan semacam ini sangat penting untuk membentuk pemahaman yang menyeluruh tentang kehutanan dan lingkungan.

Nazwa, mewakili teman-temannya, mengungkapkan harapan agar praktikum yang mereka lakukan bisa berhasil dan terus berlanjut. “Ini pengalaman yang luar biasa. Semoga ke depannya kami bisa kembali ke sini dengan proyek yang lebih besar, atau bahkan ikut berkontribusi langsung dalam pengembangan konservasi tanaman di Saung Musang,” pungkasnya.

Kunjungan edukatif mahasiswa Kehutanan Unila ke Saung Musang Lampung menjadi contoh baik bagaimana sinergi antara lembaga pendidikan dan komunitas konservasi bisa berjalan harmonis. Di tengah tantangan lingkungan hidup yang semakin kompleks, kolaborasi semacam ini menjadi langkah konkret menuju masa depan yang lebih lestari dan berpengetahuan.

Saung Musang Lampung, dengan segala kesederhanaannya, telah membuktikan bahwa tempat kecil dengan niat besar bisa menjadi ruang tumbuh bagi generasi penerus yang peduli lingkungan dan cinta konservasi.

Baca juga artikel lainnya :

apa yang membuat kopi luwak mahal temukan jawabannya