Maid Café Unik di Jepang: Hanya Mempekerjakan Nenek-nenek Berusia di Atas 65 Tahun
Di tengah maraknya tren maid café yang identik dengan gadis muda berbalut seragam pelayan bergaya viktorian, sebuah inovasi tak biasa hadir dari kota kecil Kiryu, Prefektur Gunma, Jepang.

Eksplora.id - Di tengah maraknya tren maid café yang identik dengan gadis muda berbalut seragam pelayan bergaya viktorian, sebuah inovasi tak biasa hadir dari kota kecil Kiryu, Prefektur Gunma, Jepang. Sebuah kafe bernama Maid Café Shangri-La berhasil mencuri perhatian publik lantaran hanya mempekerjakan wanita lansia berusia 65 tahun ke atas sebagai pelayan, atau yang mereka sebut dengan sebutan “senior maids”.
Kafe ini bukan sekadar tempat ngopi biasa, tetapi sebuah proyek sosial yang menyuguhkan nuansa menyentuh sekaligus menyegarkan. Sejak pertama kali dibuka pada Juli 2024, Maid Café Shangri-La telah menjadi perbincangan hangat, tidak hanya di kalangan warga lokal Gunma, tetapi juga menarik minat pengunjung dari kota-kota besar seperti Osaka dan Tokyo.
Pelayan Usia Senja, Semangat Muda
Para pelayan di Maid Café Shangri-La berusia antara 65 hingga 72 tahun. Mereka mengenakan kostum maid khas Jepang yang biasanya dipakai oleh perempuan muda di kafe bertema serupa di Akihabara. Pada awalnya, banyak dari mereka merasa canggung dan ragu untuk mengenakan kostum maid karena menganggapnya tidak sesuai dengan usia mereka. Namun, seiring waktu, keraguan itu berganti menjadi kebanggaan.
“Awalnya saya merasa malu. Tapi setelah beberapa kali mencoba dan melihat senyum pengunjung, saya jadi menikmatinya. Rasanya seperti hidup kembali,” ujar salah satu senior maid berusia 70 tahun. Ia mengaku bahwa pengalaman ini membawanya melihat masa tua dari perspektif yang baru dan lebih menyenangkan.
Para pelayan ini tidak hanya menyajikan minuman dan makanan ringan, tetapi juga berinteraksi aktif dengan pengunjung, menyapa dengan penuh semangat dan bercanda dengan gaya khas mereka yang menggemaskan. Pengalaman di kafe ini bukan hanya tentang makanan atau minuman, tapi tentang interaksi lintas usia yang menyentuh dan membangun.
Hanya Dibuka Sebulan Sekali
Berbeda dengan kafe pada umumnya, Maid Café Shangri-La hanya buka sebulan sekali selama empat jam saja. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebugaran para pelayan lansia serta menciptakan atmosfer eksklusif yang membuat setiap sesi pembukaan kafe terasa istimewa. Keterbatasan jadwal ini justru menambah daya tarik, karena pengunjung merasa seperti mendapatkan kesempatan langka setiap kali berhasil memesan tempat.
Pengunjung pun datang bukan hanya untuk bersantai, tetapi juga untuk menyaksikan langsung keunikan para "senior maids" yang melayani dengan penuh semangat. Banyak dari mereka mengaku merasa terinspirasi dan mendapatkan pelajaran tentang kehidupan dari para pelayan lansia ini.
Tema Kehidupan dan Kematian: Menyentuh dan Reflektif
Salah satu hal paling unik dari Maid Café Shangri-La adalah konsep tematiknya yang tidak biasa: kehidupan dan kematian. Kafe ini tidak hanya menghadirkan suasana hangat dan menyenangkan, tetapi juga memancing refleksi tentang makna hidup. Salah satu daya tarik utama adalah pengalaman "berbaring di dalam peti mati".
Ya, benar. Di salah satu sudut ruangan, pengunjung dapat mencoba merasakan bagaimana rasanya berbaring di dalam peti mati — sebuah pengalaman yang ditujukan bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk mengajak orang merenungkan hidup, kematian, dan hal-hal yang selama ini mungkin dianggap tabu untuk dibicarakan secara terbuka.
Dekorasi kafe dirancang dengan perpaduan nuansa ceria dan simbol-simbol reflektif. Terdapat pajangan foto para pelayan saat muda hingga sekarang, serta kutipan-kutipan inspiratif tentang usia, kehidupan, dan bagaimana kita seharusnya menjalani hari-hari tua dengan bahagia dan penuh makna.
Dari Proyek Komunitas Menjadi Magnet Wisatawan
Awalnya, Maid Café Shangri-La dibuat sebagai bagian dari proyek komunitas untuk memberdayakan para lansia lokal agar tetap aktif secara sosial dan mental. Namun tak disangka, gagasan ini ternyata memiliki daya tarik luas yang melampaui batas-batas komunitas lokal. Kini, pengunjung berdatangan dari berbagai kota besar, bahkan wisatawan mancanegara mulai melirik kafe ini sebagai destinasi yang wajib dikunjungi jika ingin merasakan pengalaman otentik dan penuh makna.
Selain meningkatkan kualitas hidup para pelayan lansia, keberadaan kafe ini juga mendorong diskusi penting tentang penuaan, peran sosial lansia, dan bagaimana masyarakat dapat menciptakan ruang inklusif bagi semua generasi.
Inspirasi Masa Tua yang Bermakna
Maid Café Shangri-La bukan hanya kafe, tetapi simbol dari harapan bahwa usia bukanlah batas untuk berkarya dan bahagia. Kafe ini membalikkan stereotip usia lanjut yang selama ini identik dengan ketidakberdayaan. Melalui tawa, sapaan hangat, dan sentuhan reflektif dari para senior maids, setiap kunjungan ke Shangri-La menjadi momen yang membekas di hati.
Kisah para pelayan lansia ini mengingatkan kita bahwa masa tua bisa menjadi babak yang indah, jika diisi dengan kegiatan yang bermakna dan penuh kasih. Maid Café Shangri-La pun menjelma menjadi tempat di mana usia hanyalah angka, dan semangat hidup tetap menyala—tak peduli berapa pun usiamu.
Baca juga artikel lainnya :
29-wni-overstay-ditangkap-di-oarai-potret-buram-diaspora-indonesia-di-negeri-sakura