Masjid Raya Al-Bakrie Diresmikan: Ikon Baru Kebangkitan Keagamaan dan Sosial di Lampung
Masjid Raya Al-Bakrie di Bandar Lampung resmi diresmikan pada 12 September 2025 oleh Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, disaksikan Aburizal Bakrie, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, dan sejumlah tokoh penting. Masjid megah ini berdiri di atas lahan ± 2,3 hektar dengan luas bangunan ± 10.240 meter persegi dan kapasitas menampung hingga 12.000 jamaah. Pembangunannya tidak menggunakan dana APBN, melainkan donasi masyarakat dan pihak swasta melalui Yayasan Bakrie Amanah. Masjid ini diharapkan menjadi pusat ibadah sekaligus ruang kemanusiaan, pendidikan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan Islam di Lampung.

Bandar Lampung, Eksplora.id — Jumat, 12 September 2025 menjadi hari yang bersejarah bagi warga Bandar Lampung dan Provinsi Lampung. Masjid Raya Al-Bakrie, yang berdiri megah di Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Enggal, Kecamatan Enggal, resmi dioperasionalkan setelah kurang lebih dua tahun pembangunan. Peresmian ini ditandai dengan Sholat Jumat berjamaah dan dihadiri tokoh nasional serta daerah.
Peresmian dilakukan oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, dengan kehadiran tokoh penting seperti Dewan Kehormatan Bakrie, Aburizal Bakrie, Gubernur Lampung saat ini Rahmat Mirzani Djausal, mantan Gubernur Arinal Djunaidi, Ketua DPRD Lampung Ahmad Giri Akbar, serta para tokoh agama dan masyarakat setempat.
Lahan, Bangunan, dan Kapasitas
-
Lahan yang digunakan untuk membangun masjid ini adalah milik Pemerintah Provinsi Lampung seluas ± 2,3 hektar.
-
Luas bangunan masjid mencapai sekitar 10.240 meter persegi, dengan kapasitas menampung ± 12.000 jamaah.
-
Desain bangunan dilengkapi fasilitas penunjang: ruang ibadah utama, ruang jenazah, ruang rias, ruang pertemuan, perpustakaan, TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an), area parkir yang luas, area khusus difabel, playground anak, taman kota, serta area UMKM.
Catatan & Harapan
Dalam sambutannya, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak umat memaknai masjid ini tak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kemanusiaan: tempat pendidikan, sosial, ekonomi, dan kerukunan. Aburizal Bakrie menyatakan pembangunan masjid ini lahir dari aspirasi masyarakat Lampung, serta sebagai wujud amal jariyah bagi keluarga dan yayasan yang terlibat. Gubernur Lampung mengungkapkan kebanggaannya bahwa ikon baru keagamaan tersebut menjadi jawaban atas harapan lama warga dan bagian dari identitas kota Bandar Lampung.