Banjir Bekasi Lumpuhkan Aktivitas dan Rugikan Ekonomi Lokal

Bekasi kembali dilanda banjir besar yang menyebabkan lumpuhnya berbagai aktivitas masyarakat dan menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan.

Mar 5, 2025 - 20:05
 0  14
Banjir Bekasi Lumpuhkan Aktivitas dan Rugikan Ekonomi Lokal

Eksplora.id - Bekasi kembali dilanda banjir besar yang menyebabkan lumpuhnya berbagai aktivitas masyarakat dan menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bekasi, sebanyak 15.000 warga terdampak, dengan wilayah yang paling parah meliputi Kecamatan Bekasi Utara, Bekasi Selatan, dan Jatiasih. Ketinggian air di beberapa daerah mencapai hingga dua meter, memaksa ribuan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Hujan dengan intensitas tinggi serta meluapnya sungai di beberapa titik menyebabkan banjir merendam ribuan rumah, fasilitas umum, dan pusat ekonomi di wilayah tersebut.

Penyebab dan Dampak Banjir

Menurut Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, salah satu penyebab utama banjir kali ini adalah meluapnya air dari tanggul yang sedang dalam proses pembangunan oleh Balai Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BWSCC). Beberapa tanggul yang belum selesai dibangun tidak mampu menahan debit air yang tinggi, sehingga air meluap ke permukiman warga. Ketinggian air di beberapa titik bahkan mencapai lebih dari delapan meter, menyebabkan ribuan warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Banjir ini tidak hanya berdampak pada pemukiman warga, tetapi juga melumpuhkan fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, serta akses jalan utama yang menghubungkan Bekasi dengan daerah sekitarnya. Selain itu, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Bekasi turut terdampak banjir, menyebabkan puluhan ekor sapi harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari risiko tenggelam dan penyakit akibat genangan air kotor. Sejumlah kendaraan terjebak dalam genangan air, sementara jalur transportasi umum terganggu, mengakibatkan keterlambatan distribusi barang dan mobilitas warga.

Kerugian Ekonomi yang Signifikan

Dampak ekonomi dari banjir di Bekasi sangat besar, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Banyak usaha lokal yang terdampak akibat barang dagangan mereka rusak atau hilang terendam air. Para pelaku usaha di sektor kuliner, kerajinan, dan perdagangan mengalami penurunan pendapatan drastis karena pelanggan kesulitan mengakses toko mereka. Jika banjir berlangsung selama tiga hari, total kerugian yang dialami UMKM di Bekasi diperkirakan mencapai Rp3 miliar, menurut data yang dirilis oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bekasi. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, menyatakan bahwa ribuan pelaku usaha mengalami kerugian akibat rusaknya barang dagangan serta terhambatnya aktivitas jual beli selama banjir berlangsung.

Selain itu, sektor industri dan perkantoran juga mengalami hambatan operasional. Pabrik-pabrik yang terendam air harus menghentikan produksi sementara, mengakibatkan keterlambatan pengiriman barang dan terganggunya rantai pasok. Hal ini dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan serta meningkatkan biaya produksi akibat kebutuhan perbaikan dan penggantian barang yang rusak.

Transportasi yang lumpuh akibat banjir juga menambah beban ekonomi bagi masyarakat. Pengiriman barang dari dan ke Bekasi terhambat, menyebabkan kelangkaan pasokan di beberapa sektor dan kenaikan harga barang di pasar. Para pekerja yang bergantung pada transportasi umum juga mengalami kesulitan dalam mobilitas mereka, yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas kerja.

Upaya Mitigasi dan Solusi Jangka Panjang

Untuk mencegah dampak banjir yang lebih besar di masa mendatang, diperlukan langkah-langkah mitigasi yang lebih serius. Sebagai contoh, Kota Semarang telah berhasil mengurangi risiko banjir melalui proyek pembangunan sistem drainase terpadu dan peninggian tanggul di daerah rawan. Selain itu, mereka juga menerapkan sistem polder yang mampu menampung air dalam jumlah besar dan memompanya keluar secara bertahap. Model seperti ini dapat menjadi referensi bagi Bekasi dalam upaya mengatasi permasalahan banjir yang terus berulang. Pemerintah daerah diharapkan dapat mempercepat pembangunan tanggul serta memperkuat infrastruktur pengendalian banjir. Selain itu, normalisasi sungai dan perbaikan sistem drainase di kawasan rawan banjir harus segera dilakukan agar air dapat mengalir dengan lancar tanpa menyebabkan genangan.

Edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana juga perlu ditingkatkan agar warga dapat lebih siap dalam menghadapi banjir. Sistem peringatan dini yang lebih efektif harus dikembangkan agar masyarakat dapat melakukan langkah-langkah antisipasi sebelum banjir melanda.

Banjir di Bekasi kali ini menjadi pengingat bahwa perubahan iklim dan pembangunan yang kurang terencana dapat memperburuk risiko bencana. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan solusi jangka panjang dapat diterapkan untuk mengurangi dampak banjir dan melindungi perekonomian lokal dari kerugian besar di masa depan.

Baca juga artikel lainnya :

curah hujan tinggi picu banjir parah di kalimantan barat