BTNGM Raih Hak Paten untuk Produk Skincare Berbasis Herbal dan Abu Vulkanik Gunung Merapi
Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) mencetak prestasi membanggakan dengan berhasil memperoleh hak paten untuk lima produk hasil bioprospeksi

Eksplora.id - Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) mencetak prestasi membanggakan dengan berhasil memperoleh hak paten untuk lima produk hasil bioprospeksi, tiga di antaranya merupakan produk skincare inovatif yang memanfaatkan kekayaan hayati dan geologis kawasan Gunung Merapi. Ketiga produk tersebut adalah Acne Serum Ettan Merapi, Acne Gel Ettan Merapi, dan Acne Foam Facial Wash. Ketiganya dikembangkan dari bahan-bahan alami khas kawasan Merapi, seperti ekstrak daun harendong bulu (Clidemia hirta), ekstrak dan arang aktif Acacia decurrens, serta abu vulkanik Gunung Merapi yang telah melalui proses purifikasi.
Produk skincare ini bukan hanya menjadi terobosan dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, tetapi juga menjadi cerminan harmonisasi antara pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi masyarakat sekitar kawasan konservasi.
Inovasi dari Lereng Gunung Merapi
BTNGM bekerja sama dengan tim peneliti dan praktisi kesehatan kulit dalam mengembangkan produk-produk ini selama beberapa tahun terakhir. Fokus utamanya adalah mengembangkan formula skincare yang aman, efektif, dan ramah lingkungan. Ekstrak Clidemia hirta, yang dikenal memiliki kandungan antioksidan tinggi dan bersifat anti-inflamasi, terbukti efektif untuk merawat kulit berjerawat. Sementara Acacia decurrens dan arangnya memberikan efek pembersihan mendalam serta detoksifikasi kulit secara alami.
Yang paling unik adalah penggunaan abu vulkanik Gunung Merapi sebagai salah satu bahan utama. Abu ini diambil dari wilayah Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, sebuah daerah yang menjadi salah satu zona rawan bencana erupsi Merapi. Setelah melalui proses purifikasi yang ketat, abu vulkanik tersebut diolah menjadi bahan aktif dengan kemampuan eksfoliasi dan mineralisasi kulit.
Telah Terdaftar di BPOM
Salah satu langkah besar yang telah dicapai BTNGM adalah keberhasilan mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk ketiga produk skincare ini. Artinya, produk sudah memenuhi standar keamanan dan kualitas yang ditetapkan pemerintah, dan dapat dipasarkan secara luas kepada masyarakat.
Hal ini menjadi landasan penting bagi BTNGM untuk melangkah lebih jauh dalam memproduksi dan mendistribusikan produk secara komersial, sekaligus mendorong pemberdayaan ekonomi warga lokal.
Produksi oleh Masyarakat Sekitar Merapi
Yang menarik, BTNGM tidak berhenti pada aspek inovasi produk saja. Lembaga ini juga memiliki visi jangka panjang dalam mengembangkan model ekonomi berkelanjutan yang melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Nantinya, proses produksi produk Ettan Merapi akan dilaksanakan oleh masyarakat di sekitar kawasan Gunung Merapi.
BTNGM kini sedang menyusun dan memfinalisasi Standar Operasional Produksi (SOP) serta skema tata niaga yang akan digunakan oleh kelompok masyarakat lokal. Dengan adanya pedoman tersebut, masyarakat tidak hanya menjadi tenaga kerja dalam proses produksi, tetapi juga dapat mengelola dan memasarkan produk secara mandiri. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip konservasi partisipatif, yang menempatkan masyarakat sebagai subjek penting dalam pengelolaan kawasan taman nasional.
Sinergi Konservasi dan Ekonomi
Kepala BTNGM menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan wujud nyata dari bioprospeksi berbasis konservasi, yakni pemanfaatan keanekaragaman hayati dan geologis secara bijak dan berkelanjutan untuk kepentingan manusia tanpa merusak ekosistem. Selain menjaga kelestarian alam Gunung Merapi, program ini juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat yang selama ini hidup berdampingan dengan alam dan potensi bencana.
“Dengan inovasi ini, kami ingin menunjukkan bahwa kawasan konservasi bukan hanya tempat yang dilindungi, tapi juga sumber inspirasi dan harapan bagi pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Potensi Pasar dan Dukungan Lanjutan
Dalam waktu dekat, BTNGM berencana menjalin kemitraan dengan sejumlah pelaku industri kecantikan dan UMKM untuk memperluas distribusi produk Ettan Merapi. Pemasaran akan difokuskan ke segmen pasar yang peduli terhadap produk alami, ramah lingkungan, dan mendukung ekonomi lokal.
Tak hanya itu, BTNGM juga menggandeng perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan komunitas kreatif untuk mengembangkan produk turunan lainnya dari bahan baku khas Gunung Merapi. Potensi pengembangan ke depan mencakup produk perawatan tubuh, aromaterapi, hingga nutraceutical.
Keberhasilan BTNGM dalam mendapatkan hak paten dan meluncurkan produk skincare dari bahan alam Gunung Merapi adalah contoh nyata bagaimana konservasi dapat bersanding dengan inovasi dan pemberdayaan. Dengan pendekatan yang tepat, kawasan taman nasional bisa menjadi laboratorium hidup yang menghasilkan manfaat ekologis, sosial, dan ekonomi sekaligus.
Produk Ettan Merapi bukan sekadar skincare, tapi simbol transformasi dari ancaman menjadi harapan. Sebuah bukti bahwa dari abu dan dedaunan yang tumbuh di tanah rawan bencana, bisa lahir solusi untuk kulit dan kehidupan yang lebih baik.
Baca juga artikel lainnya :